シェア:

JAKARTA - Ribuan dokter magang di Korea Selatan menolak untuk kembali bekerja pada Hari Kamis, batas akhir yang ditetapkan pemerintah untuk mengakhiri pemogokan massal, memperingatkan izin medis para dokter muda dapat ditangguhkan jika mereka tidak kembali ke rumah sakit.

Dua pertiga dari dokter residen dan dokter magang telah meninggalkan pekerjaannya, untuk memprotes rencana peningkatan jumlah siswa yang diterima di sekolah kedokteran setiap tahun sebanyak 2.000 orang, dalam upaya untuk mengatasi kekurangan dokter yang menurut pemerintah.

Hingga Rabu, hanya 294 dari 9.000 dokter magang yang telah meninggalkan pekerjaannya kembali bekerja, kata Wakil Menteri Kesehatan Park Min-soo dalam sebuah pengarahan.

"Sangat beruntung ada dokter magang yang kembali ke sisi pasien dan menurut saya mereka mengambil keputusan yang bijaksana," kata Park, melansir Reuters 29 Februari.

Para dokter muda yang melakukan protes mengatakan, pemerintah harus memperhatikan gaji dan kondisi kerja terlebih dahulu sebelum mencoba menambah jumlah dokter.

Sementara, pemerintah mengatakan paket reformasi layanan kesehatannya mencakup banyak tuntutan komunitas medis, seperti perluasan perlindungan hukum dalam kasus malpraktik dan gaji yang lebih baik bagi dokter di layanan penting.

Pemerintah telah mengeluarkan perintah kembali bekerja kepada para dokter yang protes, memperingatkan izin medis mereka dapat ditangguhkan jika mereka tidak mematuhi tenggat waktu yang ditetapkan pada Hari Kamis.

Pemogokan tersebut telah menyebabkan gangguan di rumah sakit-rumah sakit besar yang terpaksa menolak beberapa pasien dan membatalkan operasi dan prosedur medis.

Pemerintah Negeri Ginseng telah mengundang para dokter peserta pelatihan untuk bertemu pada Kamis malam dalam upaya membujuk mereka agar kembali.

Sejauh ini, belum ada diskusi formal dan pemerintah mengatakan Asosiasi Medis Korea, yang sebagian besar mewakili praktisi swasta, bukanlah badan yang tepat untuk mengatasi kekhawatiran para dokter magang.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)