シェア:

JAKARTA - Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, merespons pernyataan bakal calon presiden (bacapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan yang menyindir ada pihak yang khawatir kehilangan kekuasaan. 

Menurut Viva, penguasa saat ini tidak pernah memiliki rasa khawatir akan kehilangan kekuasaan. Sebab, kata dia, pemilu akan menjadi bagian penting bagi jalannya demokrasi yang sehat.

"Bagi pemegang kekuasaan sekarang, tidak pernah ada rasa khawatir akan kehilangan kekuasaan, karena proses seleksi dari rakyat melalui pemilu nanti akan menjadi bagian penting bagi jalan demokrasi yang sehat," ujar Viva kepada wartawan, Senin, 8 Mei. 

Viva menjelaskan dalam sistem demokrasi, kedaulatan ada di tangan rakyat. Bahkan, kata dia, konstitusi juga mengatur mengenai hal ini.

"Cabang-cabang kekuasaan negara, baik di lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif juga telah diatur di konstitusi dan undang-undang. Makanya PAN meyakini bahwa pemilu adalah jalan penting bagi kehidupan demokrasi di Indonesia," jelas Viva. 

Viva pun menyinggung soal pemilu yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Dia mempersilakan partai-partai politik mencalonkan anggota legislatif maupun eksekutif.

"Pemilu sebagai sarana kedaulatan rakyat harus dilaksanakan secara Luber, Jurdil, berkualitas dan berintegritas, aman dan damai. Silakan saja seluruh partai politik atau figur-figur calon pemimpin nasional masuk dalam kontestasi demokrasi di pemilu, baik pemilu legislatif maupun presiden," paparnya.

Viva menerangkan, pemilu adalah bagian dari seleksi rakyat untuk menentukan pilihannya. Sehingga, kata dia, siapapun penguasa harusnya tidak perlu khawatir kehilangan kekuasaannya.

"Sistem pemilu di Indonesia yang menerapkan prinsip one person, one vote, one value (OPOVOV) adalah bagian dari seleksi rakyat untuk menentukan pilihannya. Dengan pemikiran seperti ini maka siapapun tidak ada rasa khawatir untuk kehilangan jabatan. Karena proses seleksi melalui pemilu adalah jalan konstitusional terbaik, adil, dan transparan dalam menetapkan kehendak rakyat untuk memilih wakilnya dan pemimpinnya," pungkasnya.

Sebelumnya, bacapres Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, menyinggung ada pihak yang takut kehilangan kekuasaan. Padahal menurutnya, dalam setiap proses pergantian pemimpin tak ada kekuasaan yang hilang.

“Pemilik kekuasaan di republik ini adalah rakyat. Jadi ini tidak sedang berbicara tentang hilangnya kekuasaan, pindahnya kekuasaan. Yang berpindah dan berganti itu kewenangan dalam menjalankan kekuasaan,” kata Anies di Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, 5 Mei. 

Mantan gubernur DKI Jakarta itu menilai pergantian kekuasaan merupakan hal yang biasa terjadi dalam demokrasi. Bahkan, proses pembangunan bangsa pun tak bisa hanya melalui perubahan, tapi juga keberlanjutan.

Anies pun meminta jangan ada pihak yang merasa paling memegang kendali kekuasaan.

"Kalau ada yang merasa kekuasaan di tangan dirinya, maka dia sedang tidak menghargai prinsip-prinsip dasar dalam sebuah demokrasi,” katanya. 

 

 

 


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)