YOGYAKARTA – Diet atau program penurunan berat badan sering kali menimbulkan masalah pada sistem saluran pencernaan. Salah satu yang sering muncul adalah sembelit atau sulit buang air besar (BAB). Kondisi ini tidak hanya membuat perut menjadi kembung, tapi juga berpotensi menimbulkan komplikasi serius seperti wasir, fisura anus, hingga impaksi tinja. Lantas, mengapa saat diet susah BAB?
Perlu diketahui, sembelit merupakan sebuah kondisi di mana frekuensi buang air besar kurang dari 3 kali dalam seminggu. Pada kasus sembelit, tinja menjadi kering dan keras sehingga susah dikeluarkan.
Sulit BAB sering dikaitkan dengan pola makan. Pembatasan nutrisi tertentu, seperti yang dilakukan oleh orang yang sedang menjalani program penurunan berat badan bisa menyebabkan sembelit. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan di bawah ini.
Mengapa saat Diet Susah BAB?
Dihimpun dari berbagai sumber, berikut ini adalah beberapa faktor yang menyebabkan seseorang susah BAB saat menjalani program diet:
- Kurang konsumsi serat
Ketika seseorang mengurangi konsumsi karbohidrat atau mengganti sumber makanan selama diet, sering kali asupan serat ikut menurun. Padahal, serat punya peran penting dalam menjaga kesehatan sistem saluran pencernaan.
Serat terdiri dari dua jenis, yakni serat larut dan tidak larut. Keduanya dapat melancarkan buang air besar dengan cara yang berbeda.
Serat larut mampu menyerap air dan membentuk zat seperti gel agar konsentrasi feses menjadi lebih lembe sehingga dapat melewati usus dengan lancar.
Sedangkan serat tidak larut berfungsi memadatkan dan mendorong tinja agar tidak bergerak. Jika asupan serat berkurang, seseorang akan lebih berpotensi mengalami sembelit.
- Adaptasi ketika asupan karbohidrat berkurang
Banyak orang yang mengurangi asupan karbohidrat selama diet. Padahal, karbohidrat adalah sumber energi utama bagi tubuh. Jika asupan karbohidrat berkurang, tubuh akan mengambil energi dengan membakar cadangan lemak di tubuh.
Nah, diet yang memangkas karbohidrat secara ekstrem bisa membuat tubuh kaget. Sistem pencernaan membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri yang berakibat susah buang air besar.
- Kelebihan asupan lemak
Pada umumnya, diet dilakukan dengan mengurangi asupan lemak. Akan tetapi, pada diet keto, pola makan yang disarankan adalah mengonsumsi makanan rendah karbohidrat dan tinggi lemak.
Makanan berlemak tinggi, seperti gorengan dan daging berlemak, dapat memperlambat proses pencernaan yang membuat makanan tersebut berada di dalam saluran cerna dalam kurun waktu lama. Kondisi ini bisa menyebabkan sembelit saat diet.
- Kekurangan cairan
Kekurangan cairan saat diet bisa membuat feses menjadi lebih keras dan sulit dikeluarkan. Saat menjalani diet, terutama yang rendah karbohidrat atau tinggi protein, kebutuhan cairan tubuh meningkat. Jika asupan air tidak mencukupi, maka risiko sembelit semakin besar.
- Kurang olahraga
Ketika menjalani program diet, banyak orang yang lebih memerhatikan asupan makanan ketimbang rutin berolahraga. Padahal, olahraga bisa merangsang pergerakan usus sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya sembelit saat diet.
Olahraga dapat menurunkan durasi yang dibutuhkan makanan untuk bergerak melewati usus besar. Hal ini membuat jumlah air yang diserap usus dari feses berkurang sehingga konsentrasi feses menjadi lebih lunak.
BACA JUGA:
Selain itu, olahraga juga dapat merangsang pergerakan usus. Jika saat diet Anda lebih banyak duduk dan kurang bergerak, proses pencernaan menjadi lebih lambat, yang akhirnya menyebabkan sembelit.
Demikian informasi tentang mengapa saat diet susah BAB. Dapatkan update berita pilihan lainnya hanya di VOI.ID.