Telegram Terancam Dihilangkan dari App Store, Kenapa?
Aplikasi perpesanan Telegram (TechCrunch)

Partager:

Beberapa waktu lalu, WhatsApp mengeluarkan kebijakan yang kontroversial sehingga mengakibatkan eksodus besar-besaran penggunanya ke aplikasi pesan lain, salah satunya ke Telegram.

Namun, aplikasi alternatif pengganti WhatsApp itu sedang tersandung masalah. Belum lama ini Telegram terancam dihapus dari Apple App Store karena ada pihak yang mengajukan laporan agar Apple mau menghapus Telegram dari toko aplikasinya.

Adalah organisasi nirlaba bernama Coalition for a Safer Web yang menuntut Apple untuk menghapus aplikasi pesan milik Pavel Durov itu. Telegram dituduh menjadi ruang untuk para ekstremis dan tidak melawan persebarannya.

Salah satu akibat dari hal ini adalah penyerangan Capitol Hills pada awal Januari lalu. Hal ini dituding melanggar peraturan App Store.

Gizchina melaporkan, Coalition for a Safer Web menuntut Apple agar menghapus Telegram, mereka juga berencana meminta pihak pengadilan untuk melenyapkan aplikasi tersebut dari Google PlayStore.

Menurut mereka, Telegram tidak hanya menjadi tempat obrolan para ekstremis tapi juga diisi oleh sejumlah kelompok supremasi kulit putih dan neo-Nazi. Telegram juga menjadi tempat bagi konten-konten yang menebarkan kebencian.

VOIR éGALEMENT:


https://voi.id/teknologi/27308/bos-telegram-percaya-diri-platformnya-aman-digunakan-pemimpin-dunia

https://voi.id/teknologi/26632/kebijakan-baru-whatsapp-bikin-pengguna-aktif-telegram-melonjak-drastis

https://voi.id/teknologi/26644/eksodus-besar-besaran-dari-whatsapp-ke-signal-dan-telegram-terus-berlanjut

VOIR éGALEMENT:


Sebelumnya, Apple telah menghapus aplikasi Parler karena diketahui memperbolehkan penggunanya untuk membagikan konten yang bisa menimbulkan terjadinya kekerasan. Akhirnya Apple menghilangkan aplikasi tersebut dari toko aplikasinya, App Store.

Telegram merupakan aplikasi pesan yang semakin populer akhir-akhir ini, terutama pasca kebijakan WhatsApp yang kontroversial beberapa waktu lalu. Dalam aplikasi Telegram, terdapat fitur Channel dan grup publik yang bisa menampung jumlah anggota sangat banyak.

Fitur ini dianggap telah dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menyebarkan konten yang berisi ujaran kebencian dan terorisme. Sampai saat ini belum diketahui apa tindakan Apple selanjutnya terkait gugatan ini.

“Telegram menonjol dengan sendirinya sebagai penyebar [ujaran kebencian], bahkan jika dibandingkan dengan Parler,” kata Ginsberg dalam sebuah wawancara seperti yang dikutip dari The Washington Post.

Sebagai informasi tambahan, organisasi nirlaba Coalition for a Safer Web ini adalah kelompok non-partisan yang mengadvokasi bidang teknologi dan kebijakan dengan menuntut untuk menghapus konten dari ekstremis yang bertebaran di media sosial. Organisasi ini dipimpin oleh Marc Ginsberg yang merupakan mantan dubes AS untuk Maroco.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)