Partager:

JAKARTA – Memori hari ini, enam tahun yang lalu, 10 Desember 2018, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono curhat ia jadi salah satu korban gusuran untuk pembangunan ruas Tol Becakayu. Peristiwa itu jadi bersejarah karena rumah menteri yang digusur.

Sebelumnya, pembangunan Tol Becakayu sudah direncakan sejak era Orde Baru. Tujuannya supaya Tol Becakayu mampu mengurai kemacetan Cawang-Bekasi. Namun, krisis ekonomi 1998 mengubah segalanya. Proyek itu mangkrak dan baru diseriusi era Joko Widodo.

Kemacetan kerap dijadikan alasan untuk membangun jalan tol. Kondisi itu terjadi di era 1990-an. Pemerintah Indonesia melihat ruas tol Cawang-Bekasi terlampau padat. Hari-hari biasa tol itu ramai digunakan sehingga menimbulkan kemacetan.

Pemerintah Orde Baru (Orba) ambil sikap. Mereka pun mencoba merencanakan sebuah ruas tol baru: Tol Bekasi–Cawang–Kampung Melayu (Becakayu) pada 1995. Tol itu nantinya direncanakan akan berada di samping aliran Kalimalang.

Jalan Tol Becakayu mulai digodok pada 1996. Pembiayaannya berasal dari bank pemerintah dan bank-bank swasta. Proyek itu direncanakan dapat menjangkau jarak 19,5 kilometer (kemudian jadi 21,04 kilometer) dengan total biaya mencapai Rp 1,5 triliun. Pemerintah menargetkan pembangunan tol akan selesai sebelum tahun 2000.

Basuki Hadimuljono yang pernah menjabat sebagai Menteri PUPR era 2014-2024. (ANTARA)

Namun, rencana hanya sebatas rencana. Pemerintah Orba yang dulunya kuat akhirnya runtuh. Semua itu disebabkan oleh krisis ekonomi yang dialami Indonesia pada 1998. Krisis ekonomi pun membawa pengaruh besar bagi banyak pembangunan, termasuk Tol Becakayu.

Tol itu terpaksa mangkrak. Pemerintah yang berganti tak membuat tol tersebut jadi prioritas. Tiada pula gebrakan untuk membangun tol. Namun, semua berubah di era pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Presiden Jokowi ingin pembangunan tol yang puluhan tahun mangkrak itu dilanjutkan.

“Sebelum dioperasikan, konstruksi Tol Becakayu yang berada di sisi Kalimalang tersebut sempat mangkrak selama 22 tahun. Proyek itu dimulai sejak masa kepemimpinan Presiden Soeharto pada 1995. Namun, pembangunannya terhenti akibat imbas krisis moneter yang melanda Indonesia pada 1998.”

“Setelah PT KKDM diambil alih PT Waskita Karya pada Oktober 2014, proyek Tol Becakayu ini menemui titik terang. Proyek Tol Becakayu mulai berlanjut pada Februari 2015 dengan terbitnya surat izin mulai kerja. Sesuai instruksi Presiden Jokowi, proyek-proyek yang tadinya mangkrak seperti Tol Becakayu diminta untuk segera dirampungkan karena demi kepentingan masyarakat luas,” ungkap Harry Susilo dalam tulisannya di Harian Kompas berjudul Mangkrak 22 Tahun, Jalan Tol Becakayu Beroperasi Jumat (2017).

Eksistensi pembangunan proyek tol Becakayu era Jokowi sedari 2014 nyatanya bikin pusing Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono. Ia curhat bahwa ia jadi korban gusuran Tol Becakayu pada 10 Desember 2018. Ia harus merelakan rumah pribadinya digusur supaya pembangunan tol lancar.

Basuki mengungkap hal itu pertama kali dalam sejarah menteri kena gusur. Basuki sendiri sebenarnya telah mendapatkan info jauh-jauh hari perihal rumahnya akan digusur. Anak buahnya bahkan sempat menawarkan untuk membelokkan sedikit tol supaya rumah Basuki tak kena.

Namun, Basuki menolak. Ia meminta jalur tol dibangun sesuai yang ditetapkan hingga tahap pertama tol rampung pada tahun lalu, atau pada 2017.

"Baru kali ini dalam sejarah, rumah menteri digusur untuk tol. Saya tunggu ganti ruginya," ucap Basuki dalam acara Bank BTN sebagaimana dikutip laman Tempo.co, 10 Desember 2018.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)