Partager:

JAKARTA - Hari ini, dua tahun yang lalu, 18 September 2020, Presiden Jokowi resmi membuka Konferensi Besar Gerakan Pemuda Ansor XXIII. Pembukaan itu dilakukan Jokowi secara virtual di Istana Bogor. Konferensi Besar GP Ansor dilakukan di Minahasa, Sulawesi Utara.

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengajak segenap peserta konferensi untuk beradaptasi kebiasaan baru karena pandemi COVID-19. Ia juga menekankan kepada GP Ansor untuk mulai mencintai produk dalam negeri, demi kemajuan bangsa.

Boleh jadi pandemi COVID-19 adalah fase tersulit yang dialami 10 tahun ke belakang. Segala macam lini bisnis hancur lebur diterpa pandemi. Banyak usaha gulung tikar, pengangguran apalagi. Namun, kehadiran COVID-19 harus disikapi dengan bijak.

Segenap bangsa Indonesia tak boleh menyerah. Harus bangkit. Itulah pesan yang disampaikan oleh Presiden Jokowi kala membuka Konferens Besar Gerakan Pemuda Ansor XXIII secara virtual di Istana Bogor, 18 September 2020. Jokowi mengajak segenap peserta konferensi untuk terus membuka ruang adaptasi kebiasaan baru.

Ia mencontohkan langkah yang diambilnya. Jokowi memilih untuk memanfaatkan teknologi media daring untuk menyapa seluruh peserta konferensi. Cara virtual itu disebutnya sebagai kenormalan baru. Di era pandemi COVID-19 ajian acara virtual diyakini akan menjamur. Karenanya, persiapan dengan adaptasi kebiasaan baru diperlukan.

Presiden Jokowi didampingi Ketua Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas (kiri) dan Ketua Jatman Habib Muhammad Luthfi Bin Ali Bin Yahya (kanan), menghadiri peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Pahlawan bersama 100.000 banser di Pekalongan, Jawa Tengah, Kamis (22/11/2018). (Antara/Harvian Perdana Putra)

Bukan berarti pemerintah melulu menghendaki acara virtual. Ajian itu hanya opsi sementara yang digunakan ketika pandemi COVID-19 masih menjadi momok menakutkan. Akan tetapi, ketika arus COVID-19 mereda, maka kebiasaan lama dapat dilakukan seperti sedia kala.   

“Pertama-tama, kita harus menyampaikan rasa syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena alhamdulillah Konferensi Besar Gerakan Pemuda Ansor XXIII akhirnya bisa terlaksana. Ketika Ketua Ansor menemui saya pada bulan Maret yang lalu, saya sepakat agar Konferensi Besar ini ditunda karena saat itu kita fokus menghadapi pandemi. Namun, ternyata pandemi membuka ruang percepatan inovasi teknologi sehingga Konferensi Besar bisa diselenggarakan dengan cara-cara yang baru, yaitu dengan cara virtual.”

“Di saat kita menghadapi pandemi seperti saat ini, Konferensi Besar dengan cara virtual telah menjadi sebuah kenormalan baru, menjadi sebuah normal baru. Berbagai aktivitas yang sifatnya tatap muka langsung kita batasi dan digantikan dengan model interaksi dengan menggunakan media daring. Saya yakin, cara-cara baru ini tidak mengurangi semangat kita untuk membicarakan masalah keumatan maupun soal-soal kebangsaan yang kita hadapi,” ungkap Presiden Jokowi sebagaimana dikutip laman Sekretariat Kabinet.

Tak hanya itu. Momentum peresmian acara digunakan pula oleh Jokowi untuk mengajak para hadirin membantu pemerintah. Jokowi ingin segenap peserta untuk ikut berpartisipasi membangkitkan ekonomi Indonesia.

Satu-satunya cara paling ampuh adalah dengan mencintai produk-produk dalam negeri. Dari mempromosikan, membeli, hingga menggunakan. Ajian itu dapat menyelamatkan Indonesia dari ancaman krisis ekonomi. Supaya era kenormalan baru segera menyambut.

Logo Gerakan Pemuda (GP) Ansor. (Wikimedia Commons)

“Karena itu, saya mengajak kepada seluruh Anggota GP Ansor di mana pun berada untuk bangga dan mencintai produk-produk anak negeri, membeli dan mempromosikan produk-produk petani lokal, nelayan lokal, dan juga produk-produk usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah.”

“Saya yakin dengan gerakan bersama ini, kita bukan hanya akan membantu kehidupan para petani, nelayan, dan UMKM, tapi juga akan membuat ekonomi bisa ikut bergerak sehingga negara kita bukan hanya bisa pulih dari ancaman penyebaran pandemi,“ ujar Presiden Jokowi lagi menutup sambutan.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)