Partager:

JAKARTA – Memori hari ini, tujuh tahun yang lalu, 7 Desember 2017, anjuran konsumsi keong sawah sebagai pengganti daging oleh Menteri Pertanian (Mentan), Amran Sulaiman kepada rakyat Indonesia menuai kecaman. Amran dianggap tak memiliki rasa kepedulian terhadap penderitaan rakyat.

Sebelumnya, kegalagalan pemerintah menghadirkan daging sapi berkualitas dan murah bawa ide baru. Mentan Amran jadi contoh. Ia punya ide supaya rakyat Indonesia justru memanfaatkan keong sawah sebagai pengganti daging sapi.

Kebutuhan akan daging sapi cukup tinggi. Namun, Indonesia tercatat sebagai negara dengan konsumsi dagang yang rendah. Kondisi itu membuat pemerintah Indonesia berjuang untuk menghadirkan daging sapi yang dapat terjangkau dan dikonsumsi secara nasional.

Amanat UU tentang Perdagangan pun mendaulat daging sebagai salah satu dari sebelas komoditas yang diutamakan. Pemerintah pun diharuskan mampu menjaga supaya pasokan daging terus terjaga dan terjangkau. Namun, dalam pelaksanaannya kadang meleset.

Pemerintah kadang kala tak dapat mengontrol harga daging. Kondisi itu membuat pemerintah kerap mendatangkan solusi instan: impor daging. Harga daging yang mahal membuat banyak rakyat tak dapat menjangkaunya.

Amran Sulaiman yang pernah menjabat sebagai Menteri Pertanian dua periode era 2014-2019 dan 2023 hingga kini. (ANTARA)

Pemerintah harusnya bertanggung jawab dan segera mencari solusi supaya harga daging bisa terjangkau. Mentan Amran justru agak lain. Alih-alih berpikir solusi bisa membuat harga daging terjangkau, ia justru mencarikan solusi alternatif lainnya.

Ia menyarankan rakyat Indonesia segera mengkonsumsi keong sawah. Ia menganggap keong sawah memiliki protein yang juga tinggi tak kalah dari daging. Penyataan itu diungkapnya dalam inspeksi mendadak ke Pasar Cipinang pada 4 Desember 2017.

"Jangan salah keong sawah itu protein tinggi. Apalagi daging mahal," ujar Amran sebagaimana dikutip laman tempo.co, 7 Desember 2017.

Penyataan Mentan Amran kemudian memancing polemik. Warganet segera mengecam pernyataan Amran yang dianggap kurang kerjaan. Amran harusnya dapat menanggulangi masalah daging mahal dengan wewenangnya sebagai menteri dan berkonsultasi dengan menteri lainnya mencari solusi.

Amran malah memberikan solusi instan dan malas mikir. Masalah saran keong sawah Amran pun masuk dalam Sidang Paripurna DPR pada 7 Desember 2017. Politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Bambang Haryo Soekartono mengecam penyataan Amran.

Ia menganggap Amran telah membuat kegaduhan dengan solusinya keong sawahnya. Ia menyebut Amran tak punya tanggung jawab dan tidak punya kepedulian terhadap masyarakat. Padahal Ia seorang menteri yang harusnya mencarikan solusi, bukan lepas tangan dan suruh rakyat ganti daging ke keong sawah.

"Soal keong sawah ini adalah‎ pernyataan tidak punya tanggung jawab. Tidak ada kepeduliannya kepada masyarakat.”

"Ini sudah menyalahi dari pada UU dan ini sudah tidak bertanggung jawab. Jadi enggak mungkin keong sawah jadi rendang, jadi rawon, jadi soto, atau jadi bakso. Padahal 15 juta UMKM kita adalah penjual bakso," tegas Bambang dikutip laman Jawa Pos, 7 Desember 2017.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)