JAKARTA - Artis Bianca Hello kembali berperan dalam film horor terbaru rumah produksi Hitmaker Studio yang digarap oleh sutradara Guntur Soeharjanto dan diproduseri oleh Rocky Soraya yang berjudul Panggonan Wingit. Dalam film ini Bianca beradu akting bersama Luna Maya dan Christian Sugiono.
Dalam sebuah kesempatan wawancara eksklusif di kantor VOI, Bianca Hello mencoba menjelaskan lebih mendalam mengenai perannya sebagai Fey yang merupakan adik dari Raina yang diperankan oleh Luna Maya di film ini. Bianca menceritakan bahwa Fey dan Raina ini memiliki hubungan yang cukup dekat sebagai saudara, bahkan Fey digambarkan sebagai adik yang sangat sayang kepada kakaknya.
“Aku berperan sebagai Fey. Fey ini sebagai adiknya kak Raina, yang diperankan oleh kak Luna. Nah kalau karakter fey ini sangat bertolak belakang dengan kakaknya, kalau kakaknya itu mungkin lebih pesimis dalam hidup, udah nggak ada arah lah mau hidup tuh udah saking banyaknya masalah, kalau aku ini sebagai penyemangat kakakku, jadi aku karakternya itu cerita, terus pengertian penyayang sayang banget sama kakaknya ya dewasa banget umurnya, dia masih SMA, dewasa dia yang menyemangati kakaknya untuk, ‘kak jangan lupa Tuhan’ gitu,” tutur Bianca Hello, belum lama ini.
Mendapatkan peran sebagai anak sekolahan ternyata bukan menjadi kesulitan untuk Bianca, karena ia sendiri sudah memiliki sebagai anak sekolahan yang duduk di bangku SMA. Namun kesulitan selama proses syuting lebih ditemukan di penggunaan bahasa di dalam film berdurasi 1 jam 50 menit ini.
Ia menceritakan bahwa pada saat proses reading script, para pemain film Panggonan Wingit setuju untuk menggunakan dialog berbahasa Indonesia yang baku sesuai dengan latar tahun cerita ini di tahun 80-an.
“Kesulitan? Nggak sih, kebetulan kan aku juga pernah SMA kan jadi relate cuman mungkin kesulitannya di bahasa karena kita semua sepakat di film ini menggunakan bahasa Indonesia yang baku, yang baik dan benar, tapi kalau akunya sih kesulitan, tapi nggak kesusahan banget juga kayak menyesuaikan, ‘nggak’ jadi ‘tidak’, ‘aja’ jadi ‘saja’, jadi itu aja sih nggak ada yang keberatan gimana,” jelas Bianca.
“Karena di script itu kan emang awalnya nggak baku cuma kita emang sepakat ayo kita pakai bahasa baku aja yuk, karena tahun-tahun 1980-an akhir kan jadi masih bahasa indonesia yang baik dan benar,” sambugnya.
Melihat hal ini, Bianca menjadi lebih banyak bertanya terkait penggunaan bahasa yang digunakan kepada pelatih akting mereka, Susilo Badar. Bianca sering bertanya mengenai pengucapan yang baik dan benar untuk dialognya, kemudian nada yang digunakan atau penggunaan kata-kata yang ditulis di dalam dialognya itu.
“Jadi kan kita sebelum ini ada reading, jadi emang dibantu sama acting coachnya om Badar, aku beberapa kalimat tuh kayak ‘om ini cara ucapinnya kayak gimana? Nadanya kayak gimana?’ atau ‘ini sudah benar belum om kata-katanya?’. Jadi ya itu sih paling dibantu banget sama acting coach-nya,” imbuh Bianca.
Selain penggunaan bahasa, wanita berusia 22 tahun ini ternyata juga mengalami kesulitan ketika harus beradegan sebagai sosok orang yang mengalami kesurupan. Meski ia pernah melihat orang yang mengalami kesulitan, namun di film ini Bianca cukup merasa kebingungan dalam menunjukkan bentuk kesurupan yang diinginkan sang sutradara. Pasalnya menurut Bianca adegan kesurupan ini merupakan adegan yang belum pernah ia lakukan di film-film bergenre horor miliknya.
“Ada, aku ada justru satu adegan yang belum pernah aku lakukan di film-film sebelumnya, yaitu adegan aku kesurupan, kan di trailernya ada ya, jadi nggak spoiler. Ya aku kesurupan itu benar-benar bingung, ‘ini mau kesurupan yang gimana?’ Karena banyak yang kesurupan beda-beda ya, ada yang teriak, ada yang kalem ada yang cuma ngomong, nah ini tuh kebetulan pokoknya adegan kesurupannya harus fisik harus kuat, harus sehat, harus siap pokoknya. Tapi balik lagi aku dibantu sama kak Luna, ‘coba kamu gini’, jadi dia kasih aku referensi dan juga sutradaranya pak Guntur kasih aku referensi, ‘coba kamu lihat video ini, siapa tahu kamu ini’,” tutur Bianca.
VOIR éGALEMENT:
Bermain peran menjadi adik dari Luna Maya, Bianca mencoba menceritakan prosesnya dalam membangun chemistry dengan Luna. Ia mengatakan bahwa bukan menjadi hal yang sulit untuk bisa dekat dengan sosok Luna Maya karena ia merasa kalau Luna sangat terbuka dengan semua pemain ketika proses syuting dilakukan. Menurut Bianca hal ini menguntungkan bagi ia yang memiliki sifat pemalu.
Oleh karena itu, Luna, Bianca dan pemain lainnya beberapa kali bermain permainan ketika jeda syuting dan pergi bersama untuk sekedar makan atau minum demi membangun chemistry satu sama lain.
“Gampang banget sih karena kak Luna Maya juga orangnya ya, ‘eh ayo sini yuk kita main ini’, ‘makan ini yuk’. Dia orangnya yang welcome banget walaupun aku orangnya yang cenderung pendiam terus introvert, tapi dianya orang yang merangkul aku, yang ‘oh iya ayo kita main ini yuk’, kayak di reading dia suka bawa, ‘ini aku bawa ini dari rumah, makan nih bareng-bareng’, atau nggak kalau lagi syuting lagi break kita main kartu, kak Luna ajak main kartu, monopoli, kita nongkrong yuk di kafe depan, dari situ aja sih sebenarnya, nggak kesulitan yang gimana karena kak Luna orangnya sangat welcome dan sangat friendly,” jelas Bianca.
Langganan Film Horor
Film horor Panggonan Wingit bukanlah film horor pertama bagi Bianca Hello. Sebagian besar film yang pernah dimainkan oleh wanita bernama asli Bianca Astrid Hello ini memiliki genre horor padahal ia mengatakan bahwa sebenarnya memiliki sifat yang penakut dan tidak terlalu senang menonton film yang berbau horor.
“Kalau suka biasa aja sih karena aku sebenarnya orangnya penakut dan jarang nonton film horor, cuma emang ya karena di Indonesia ini lebih banyak peminat film horor ya jadi mungkin ya banyak juga lebih banyak produksi film horor dan juga lebih banyak tawaran film horor tapi aku sih nggak ada masalah sama hal itu karena kan sama-sama karya ya jadi as long as ceritanya bagus dan bisa potensi banyak peminatnya ya why not?,” jelas Bianca.
“Ya sebenarnya penakut atau tidak penakut balik lagi film horor itu juga film yang juga karya jadi its like dan aku pun syuting nggak yang cause like kita tahu jalan ceritanya jadi pas syuting tuh nggak ada yang aku beneran takut atau nggak tergantung proses syutingnya aja sih,” bebernya.
Walau begitu Bianca mengakui kalau ia cukup percaya dengan hal-hal yang berbau mistis meski ia tidak pernah melihat langsung kejadian mistis tersebut.
“Percaya, percaya mereka ada cuman, aku kan penakut ya, tapi aku nih penakut karena korban film horor yang aku lihat tuh setannya berdarah-darah begini gini tapi aku sendiri nggak pernah lihat langsung jadi ya percaya mereka ada tapi nggak meyakini kayak no i don't really like believe believe tapi percaya mereka ada,” ujar Bianca.
“Kejadian mungkin pernah mendengar, terus tapi itu pun aku nggak tahu juga sebenarnya tuh apa, aku juga pernah melihat sesuatu, tapi balik lagi bisa jadi itu imajinasi aku atau apa i dont know cuma ya nggak tahu deh. Iya (nggak mau pikir aneh-aneh),” sambungnya.
Terus terjun di dunia film horor ternyata bukan rencana Bianca di awal karirnya. Ia menuturkan bahwa sejak awal berada di dunia akting ia tidak pernah menutup kemungkinan untuk bermain di berbagai genre film yang ada. Namun Bianca dengan tegas mengatakan kalau ia cukup bangga bisa bermain di film horor Indonesia yang menjadi salah satu genre film terlaris di tanah air.
“Aku dari awal nggak ada milih-milih sih asalkan ceritanya bagus, ya itu aja sih sebenarnya, nggak ada yang aku sih nggak bermasalah sih sebenarnya, ‘oh kamu filmnya kebanyakan horor ya’, emang kenapa? Horror kan it's something that should we proud of, apalagi kan ya seperti kak Luna sering sebut, kalau di luar itu ada film action, korea ada dramanya, indonesia dengan horornya, I should be proud karena aku masih diberikan proyek-proyek dari indonesia yang memang kebanyakan horor,” tuturnya.
Karena rasa bangganya ini, Bianca mengakui bahwa ia tidak masalah kalau ternyata ia harus terus menerus bermain di genre film horor. Karena menurut wanita keturunan Belanda ini ia hanya mencoba untuk terus berkarya di dunia akting, bukan hanya di film-film horor namun di film dengan genre yang lain juga.
“I don't mind sih ya karena its not kalau buat aku it's not a problem, bukan menjadi masalah kalau orang itu anggap aku oh ini dia pemain horor nggak bisa digenre lain ya belum tentu juga karena kan pemain ingin sebanyak karya, kita pengen berkarya, not only di film-film horor but also di film-film lain, so it's not a problem kalau orang ngecap aku ini karena balik lagi itu karya. Mau itu film horor kah, drama atau komedi atau apa itu tetap karya so apalagi i should proud of itu justru, nggak apa-apa. aku sih nggak ada masalah, karena kan di indonesia lebih banyak film horor,” pungkas Bianca menutup obrolan dengan VOI.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)