Partager:

JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa tingkat inflasi berdasarkan indeks harga konsumen (IHK) pada Oktober 2022 adalah sebesar 5,71 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan level tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan September 2022 dengan 5,95 persen.

“Penyumbang inflasi terbesar secara year on year berasal dari beberapa komoditas, diantaranya makanan minuman, pakaian dan alas kaki, perumahan, air, listrik, serta kesehatan,” ujarnya ketika menggelar konferensi pers pada Selasa, 1 November.

Setianto merinci, inflasi harga yang diatur pemerintah (administered price) masih tinggi di level 13,28 persen di Oktober. Kemudian inflasi harga bergejolak (volatile food) turun jadi 7,19 persen dari 9,02 persen di bulan sebelumnya.

Adapun, inflasi inti diketahui terus menanjak dari 3,21 persen di September menjadi 3,31 persen di Oktober.

“Secara bulanan (month to month) Oktober berbanding September, terjadi deflasi sebesar 0,11 persen yang utamanya disebabkan oleh kelompok makanan, minuman dan tembakau. Sedangkan kelompok transportasi masih mengalami inflasi,” sambung dia.

Sementara itu inflasi IHK secara tahun kalender (Januari-Oktober 2022) adalah sebesar 4,73 persen. Sebagai informasi, level inflasi secara konsisten meningkat sejak Februari lalu dan mengalami puncaknya pada bulan lalu seiring dengan peningkatan berbagai harga kebutuhan pokok.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)