Partager:

DENPASAR- Dalam sebuah momen yang jarang terjadi di tengah hubungan yang tegang antara PDI Perjuangan (PDIP) dan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Ketua DPR RI Puan Maharani hadir dalam acara Welcoming Dinner World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali. Kehadiran Puan di acara yang diselenggarakan oleh Pemerintah Indonesia dan World Water Council (WWC) menciptakan suasana yang berbeda dalam dinamika politik nasional.

Dalam acara tersebut, Puan disambut hangat oleh Presiden Jokowi sebagai tuan rumah. Keduanya terlihat berbincang santai dan tersenyum, menciptakan kesan harmonis di antara keduanya. Meskipun hubungan antara PDIP dan Jokowi telah mengalami berbagai gesekan dan ketegangan dalam beberapa waktu terakhir, pertemuan mereka di acara internasional ini menunjukkan adanya kesediaan untuk menempatkan kepentingan nasional dan global di atas perbedaan politik internal.

Puan dan Jokowi lalu berjalan beriringan menuju ruang holding bersama kepala-kepala negara yang hadir. Adapun kepala negara yang mengikuti welcoming dinner WWF ke-10 di antaranya Perdana Menteri (PM) Tajikistan Qohir Rasulzoda, Presiden Sri langka Ranil Wickremesinghe, dan Presiden Fiji Ratu Wiliame Maivalili Katonivere.

Kemudian ada pula Wakil Perdana Menteri Papua Nugini John Rosso juga telah tiba, serta mantan Presiden Hungaria Janos Ader. Sejumlah perwakilan organisasi internasional yang menjadi delegasi WWF ke-10 pun turut hadir.

Di acara ini, Puan sempat menyapa sejumlah menteri yang hadir. Di antaranya Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian dan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi. Bahkan Puan sempat bercipika-cipiki dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Di meja gala dinner, Puan duduk di meja utama bersama Presiden Jokowi, PM Tajikistan Qohir Rasulzoda, Presiden World Water Council (WWC) atau Dewan Air Dunia Loic Fauchon, Presiden Sri langka Ranil Wickremesinghe, dan Presiden Fiji Ratu Wiliame Maivalili Katonivere.

Pada acara malam ini, para delegasi WWF melakukan santap malam ditemani lantunan Sape, alat musik tradisional Kalimantan. Selain itu, para delegasi juga disajikan berbagai masakan nusantara Indonesia.

DPR RI sendiri juga akan menggelar acara yang menjadi rangkaian WWF ke-10. Bersama Inter-Parliamentary Union (IPU), DPR RI menjadi tuan rumah Parliamentary Meeting on The Occasion of The 10th World Water Forum (WWF) atau pertemuan Parlemen internasional dalam rangka Forum Air Dunia yang juga diselenggarakan di Bali.

Dari hasil Parliamentary Meeting on The Occasion of The 10th World Water Forum, Puan nantinya akan menyampaikan pendapat dalam WWF ke-10.

“Saya berharap apa yang didiskusikan akan mendapatkan menghasilkan hasil konkret, dan menghasilkan agenda apa yang akan dilakukan bersama-sama dengan Pemerintah,” ungkap Puan.

Mantan Menko PMK itu kemudian menjelaskan urgensi dari pertemuan parlemen terkait Sidang WWF ke-10. Puan menyebut, dibutuhkan kerja bersama seluruh pemangku kepentingan dalam mengatasi permasalahan air yang juga menjadi salah satu agenda dalam tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) tersebut.

“Air menjadi hal yang sangat penting bagi kehidupan ke depan. Mengatasi permasalahan air tidak hanya bisa dilakukan hanya oleh Parlemen, tapi harus menjadi komitmen dan gotong royong antara Parlemen, Pemerintah, organisasi internasional, dan tentu saja masyarakat dunia,” terang cucu Bung Karno itu.

Selain itu, kehadiran Puan Maharani juga memberikan sinyal bahwa dialog dan kerja sama antara pemerintah dan lembaga legislatif tetap mungkin terjadi meskipun terdapat perbedaan pendapat dan pandangan politik. Dalam suasana yang penuh dengan masalah-masalah global seperti krisis air, penting bagi pemimpin untuk bisa bersatu dalam upaya mengatasi tantangan bersama.

Pertemuan ini juga menegaskan pentingnya diplomasi dalam politik, di mana pertemuan antara dua figur penting ini dapat membuka jalan untuk dialog yang lebih konstruktif dan kerja sama di masa depan, baik dalam hal kebijakan dalam negeri maupun dalam diplomasi internasional.

Selain menjadi kesempatan untuk membahas isu-isu lingkungan dan air, pertemuan ini juga bisa menjadi momentum untuk membangun kembali komunikasi dan kerja sama yang harmonis antara PDIP dan pemerintah, serta memperkuat hubungan antara eksekutif dan legislatif demi kepentingan bangsa dan negara.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)