JAKARTA - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengelola 33 lokasi dalam bentuk kebun, balai penyuluh pertanian (BPP), pusat promosi, sampai pusat konservasi guna meningkatkan sarana agroeduwisata di wilayah setempat.
"Adapun perincian lokasi, yakni kebun bibit 14 lokasi, BPP enam lokasi, pusat promosi lima lokasi, pusat pembibitan ikan tujuh lokasi, dan pusat konservasi di Kepulauan Seribu," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati dilansir ANTARA, Selasa, 13 September.
Eli menyebutkan sejumlah lokasi tersebut merupakan aset milik Pemprov DKI Jakarta yang sampai saat ini terus ditingkatkan perannya sebagai tempat edukasi dan agrowisata.
Dengan demikian, pengunjung yang datang tidak hanya datang melihat pemandangan hijau, tetapi juga bisa menghilangkan penat dengan belajar ilmu budi daya tanaman hingga praktiknya.
Senada dengan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pusat Pengembangan Benih dan Proteksi Tanaman Dinas KPKP DKI Jakarta, Iwan Indriyanto yang turut mengelola edukasi agrowisata dengan meluncurkan Urban Healing Garden pada hari Senin (12/9).
"Lokasi ini membuat santai dan rileks dengan suasana serta fasilitas urban farming yang bisa diakses masyarakat dari berbagai usia," kata Iwan.
Adapun konsep urban healing dianggap sebagai salah satu cara untuk memulihkan psikologis masyarakat dengan budi daya pertanian perkotaan (urban farming) dan ini termasuk barang "mewah" di DKI Jakarta.
Mewah yang dimaksud yakni kegiatan ini jarang dilakukan masyarakat DKI Jakarta dan menjadi alternatif daripada harus ke puncak bertemu kemacetan.
VOIR éGALEMENT:
Konsep Urban Healing Garden adalah peningkatan dari agroeduwisata sehingga pengunjung yang datang bisa melakukan urban farming dengan bibit tanaman yang sudah tersedia, seperti pakcoy, terong, dan tomat.
Taman ini juga memberikan kesempatan para pelaku UMKM Jakpreneur untuk menunjukkan keterampilannya dalam membuat kopi dan menjualkannya kepada pengunjung.
"Di kawasan Ragunan ini ada kafe yang lima pengelolanya dari Jakpreneur binaan dinas KPKP," tuturnya.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)