Korban Kebakaran Ratusan Rumah di Kemayoran Keluhkan Minimnya Air Bersih
JAKARTA - Sebanyak 1.800 jiwa korban terdampak kebakaran yang mengungsi di gedung sekolah SDN 09 Kelurahan Kebon Kosong, Kemayoran, kekurangan pasokan air bersih di posko pengungsian.
"Distribusi air bersih nihil," ujar Kepala Satuan Pelaksana Pengelolaan Data dan Informasi Pusat Data dan Informasi BPBD Provinsi DKI Jakarta, Kristian Gottam Sihombing saat dikonfirmasi, Rabu, 11 Desember.
Hal tersebut dibenarkan oleh Sumiati, salah satu korban kebakaran. Sumiati mengakui jika dirinya kesulitan mendapatkan air bersih di tenda pengungsian.
"Air bersih kita kekurangan. Meski mengungsi di gedung sekolah, tapi air bersih di sini terbatas. Kita sulit harus antre sama warga lainnya," katanya.
Untuk bantuan makanan, lanjut Sumiati, sudah tercukupi. Selain itu, bantuan pakaian dan obat-obatan juga telah terpenuhi.
VOIR éGALEMENT:
"Mintanya ditambah lagi pasokan air bersih aja. Karena kita butuh untuk keperluan sehari-hari," ucapnya.
Seperti diketahui, sebanyak 1.800 jiwa korban terdampak kebakaran merupakan warga RT 03, 04, 05, 06, 07, 08 dan 09 di RW 05, Jalan Kemayoran Gempol, Kelurahan Kebon Kosong, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat. Sebanyak 200 rumah mereka hangus terbakar pada Selasa, 10 Desember, kemarin.
Sementara berdasarkan data BPBD Provinsi DKI Jakarta, terdapat 15 warga mengalami luka akibat kebakaran di Kemayoran.
Kepala BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji menyebutkan, satu orang korban luka merupakan wanita hamil. Korban sudah dibawa ke rumah sakit untuk perawatan. Sedangkan 14 warga terluka lainnya dilakukan rawat jalan.
"Pasien rawat jalan ada 14 orang dan 1 wanita hamil dirawat. Dari 15 orang terluka, 3 di antaranya berusia 6-18 tahun, 7 orang usia 19-45 tahun, dan 5 orang usia di atas 45 tahun," katanya.