Hati-hati, Dehidrasi Ternyata Pencetus Stroke, Yastroki Perluas Kolaborasi Penanganan

JAKARTA – Dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh bisa menjadi pencetus serangan stroke yang sering diabaikan. Ketua Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki), Mayjen (Purn.) Dr. dr. Tugas Ratmono, Sp.S, MARS, MH, mengungkapkan fakta ini dalam evaluasi tahunan di Citywalk Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu 4 Desember.

“Banyak yang tidak tahu bahwa dehidrasi dapat menjadi pencetus stroke,” ujarnya. Dr. Tugas menambahkan, masyarakat perlu lebih waspada dan memastikan tubuh terhidrasi dengan baik dalam berbagai aktivitas sehari-hari.

Dehidrasi dapat memicu gangguan aliran darah ke otak, salah satu penyebab utama stroke. Data Kementerian Kesehatan RI mencatat, penderita stroke di Indonesia bertambah sekitar 2,9 juta jiwa setiap tahun. Biaya perawatan stroke pada 2022 mencapai Rp3,3 triliun.

Yastroki berkomitmen mengurangi kasus stroke dengan memperluas kolaborasi melalui program Ramah Stroke. Fokus tahun 2025 adalah memperkuat sinergi dengan lembaga pemerintah, fasilitas kesehatan, dan pengelola ambulans di lingkungan pemukiman warga. “Stroke tidak memandang status sosial atau usia. Semua pihak harus berperan,” tegas Dr. Tugas.

Pertemuan evaluasi tersebut juga dihadiri pengurus Yastroki, perwakilan Bank BRI, serta beberapa perusahaan layanan kesehatan seperti Prodia.

Dalam mendukung program Ramah Stroke, Yastroki menggandeng Bank BRI untuk meluncurkan kartu keanggotaan berbasis uang elektronik (e-money). Kartu ini tidak hanya mempermudah administrasi, tetapi juga memberikan manfaat berupa potongan biaya pemeriksaan kesehatan, pengobatan, hingga pembelian kebutuhan sehari-hari di toko mitra.

Yastroki juga mempersiapkan peringatan ulang tahunnya yang ke-36 pada Januari 2025. Acara tersebut akan diisi dengan kegiatan sosial langsung kepada masyarakat agar sadar soal stroke, melanjutkan tradisi tahun-tahun sebelumnya.