Iuran Dana Pensiun Tambahan Wajib Bisa Ringankan Beban Sandwich Generation?
JAKARTA – Dana pensiun tambahan wajib dengan memotong upah pekerja yang tengah digodog pemerintah masih menjadi pembicaraan berbagai kalangan. Di tengah deretan dampak negatif yang mungkin terjadi, iuran dana pensiun tambahan ini dianggap bisa meringankan beban para sandwich generation.
Saat ini pemerintah tengah menggodok aturan terkait dana pensiun wajib bagi pekerja di Indonesia. Sederhananya, pegawai swasta nantinya akan dibebankan iuran tambahan untuk uang pensiun, setelah sebelumnya sudah ada Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP) BPJS Ketenagakerjaan.
Kebijakan ini akan diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) dan diturunkan dalam Peraturan OJK. Mengenai penyelenggaraannya, bisa melalui Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) maupun Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).
Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyonno menegaskan, langkah ini dilakukan untuk meningkatkan replacement ratio atau pendapatan saat pensiun dibandingkan dengan pendapatan terakhir sebelum pensiun. Replacement ratio di Indonesia saat ini masih di bawah standar Organisasi Perburuhan Internasional atau ILO.
Ogi bilang, ILO merekomendasikan minimum replacement ratio adalah sebesar 40 persen. Namun kenyataannya, replacement ratio di Indonesia masih di kisaran 15 sampai 20 persen. Rendahnya replacement ratio membuat banyak pensiunan mengandalkan keluarga untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sehingga, kondisi ini membuat rantai sandwich generation sulit terputus.
Dana Pensiun Cegah Kemiskinan
Dalam sebuah kesempatan, Ogi berujar angka replacement ratio 40 persen merupakan kesepakatan secara global. Di banyak negara, angka tersebut cukup untuk membuat pensiunan hidup secara mandiri.
Menurut data Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi atau OECD, Luksemburg merupakan negara dengan replacement ratio tertinggi, di mana pekerja penuh waktu mendapatkan angka lebih dari 100 persen. Artinya, dana pensiun yang didapatkan lebih tinggi dibandingkan saat sebelum pensiun.
Austria, Yunani, Hungaria, Italia, Spanyol, dan Turki juga memiliki replacement ratio yang memuaskan, yaitu melebihi 75 persen. Sedangkan Prancis, Islandia, Jepang, Norwegia, dan Republik Slovakia replacement ratio-nya sekitar 50 persen.
Mengutip laman resmi ILO, dengan menjamin pendapatan bagi lansia dan kelompok rentan lainnya, sistem pensiun dapat mencegah kemiskinan, mengurangi kesenjangan, dan memfasilitasi kelancaran konsumsi.
VOIR éGALEMENT:
Sedangkan menurut Ogi, dana pensiun akan membuat daya beli masyarakat terjaga saat terjadi transisi dari usia produktif menjadi non-produktif. Sayangnya, seperti yang telah disinggung sebelumnya, replacement ratio Indonesia masih jauh dari standar dengan hanya 10-15 persen.
Dengan kondisi replacement ratio di Indonesia seperti sekarang, banyak pensiunan yang mengandalkan anak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Karena itulah, dilanjutkan Ogi, dana pensiun juga merupakan salah satu opsi memutus rantai sandwich generation.
Sandwich generation adalah generasi dewasa muda yang memiliki beban finansial ganda, yaitu tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan finansial diri sendiri atau keluarga jika sudah berkeluarga serta orang tuanya.
"Jika mengacu kepada istilah yang cukup familiar saat ini, yaitu sandwich generation, kami meyakini bahwa dana pensiun merupakan salah satu solusi finansial untuk memutus rantai sandwich generation," katanya, dalam peluncuran Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Dana Pensiun Indonesia 2024-2028 di Yogyakarta pada 8 Juli lalu.
Terhalang Masalah Isu Kepercayaan
Menurut survei terhadap 1.828 responden usia produktif (25-45 tahun) yang tersebar di Indonesia pada September 2021, sebanyak 48,7 persen merupakan generasi sandwich yang memiliki tanggungan finansial atas keluarganya.
Lebih lanjut, dari seluruh generasi sandwich di Indonesia hanya 13,4 persen yang memiliki kesiapan finansial dalam memenuhi pengeluaran pokok, menabung, dan berinvestasi.
Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda mendukung upaya meningkatkan manfaat pensiun bagi para pekerja. Ia mengatakan, makin tinggi replacement ratio maka akan semakin menurunkan angka sandwich generation, karena orangtua yang pensiun bisa memiliki pendapatan yang layak dan tidak membebani anak dalam membiayai kebutuhan.
Menurut Huda, replacement ratio Indonesia yang hanya di angka belasan persen terjadi karena masih ada anggapan biaya hidup orangtua ketika pensiun ditanggung oleh anak-anaknya.
"Ini yang harus diubah agar tidak menjadi beban anak-anaknya ke depan," ucap Huda.
Meningkatkan replacement ratio dapat dilakukan dengan beberapa langkah, salah satunya peningkatan tambahan iuran wajib yang disesuaikan dengan peningkatan pendapatan atau gaji. Huda juga menyebut dana pensiun bisa ditempatkan di portofolio yang menguntungkan serta aman.
Namun menurutnya, pemerintah harus menyelesaikan sejumlah masalah sebelum menerapkan iuran dana pensiun tambahan wajib. Ada soal trust issue atau isu kepercayaan terhadap pengelolaan dana pensiun oleh pemerintah yang masih amburadul menurut masyarakat.
"Kasus terakhir dugaan korupsi Taspen sebesar Rp1 triliun. Jika tidak bisa diselesaikan atau dibenahi terlebih dahulu, program ini tidak akan berjalan," lanjut Huda.
Selain itu, Huda juga menyoroti penurunan daya beli karena kebijakan pemerintah di antaranya kenaikan tarif PPN 11 persen tahun lalu dan harga bahan pokok yang melonjak. Ia mendorong pemerintah membatalkan rencana kenaikan tarif PPN menjadi 12 persen tahun depan supaya tidak membebani masyarakat.
"Ada baiknya program dana pensiun pemerintah ini diukur juga dengan iuran yang naiknya gradual. Jangan tiba-tiba langsung naik secara signifikan yang akan membebani masyarakat," sambung Huda.