Biang Kerok KA Pandalungan Anjlok, KNKT: Wesel Patah Bikin Handle Sinyal Tak Berfungsi
JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengungkapkan penyebab anjloknya KA 75A (Pandalungan) di Stasiun Tanggulangin, Daop 8 Surabaya pada 14 Januari 2024 lalu. Setelah sebelumnya melakukan investigasi.
Investigator Investasi Kecelakaan (IK) Perkeretaapian KNKT, Hertriadi Ismawan mengatakan, anjloknya KA 75A (Pandalungan) di Stasiun Tanggulangin disebabkan karena adanya wesel patah.
“Saat dilewati KA 75A, lidah kanan wesel 1 stasiun Tanggulangin dalam kedaan tidak terkunci karena patahnya lockbox pada wesel 1 sebelah kanan stasiun Tanggulangin yang juga mengakibatkan handel sinyal masuk tidak dapat ditarik untuk memberikan indikasi aman,” katanya dalam konferensi perss, di Kantor KNKT, Jakarta, Jumat, 16 Februari.
Dari pengamatan terhadap komponen lockbox yang patah, sambung Hertriadi, diketahui bahwa patahnya lockbox ini diakibatkan oleh defleksi arah vertikal pada jalan rel.
Hertriadi mengatakan prosedur untuk memastikan atau meyakinkan kedudukan wesel sebelum pemberian Perintah MS belum secara jelas mengatur terkait langkah-langkah yang harus dilakukan oleh PPKA, sehingga dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda.
“PPKA Tanggulangin merasa yakin bahwa Wesel 1 dalam kondisi baik karena telah dilalui KA sebelumnya dan telah meyakinkan bahwa Wesel 1 telah mengarah ke Jalur I denganmelihat posisi handel wesel,” ucapnya.
“Karena itu PPKA beranggapan bahwa gangguan yang terjadi pada saat itu adalah gangguan persinyalan dan memutuskan untuk memberikan Perintah MS kepada KA 75A melalui PPKP,” sambungnya.
Berdasarkan investigasi, Hertriadi bilang insiden ini diawali saat KA 75A Pandalungan tiba di Stasiun Sidoario pukul 07.40 WIB dan diberangkatkan kembali pukul 07.42 WIB. Sesuai jadwal, KA 75A direncanakan untuk melintas langsung di Stasiun Tanggulangin di jalur I, namun saat akan memasuki Stasiun Tanggulangin KA 75A tertahan sinyal masuk yang berindikasi berhenti.
Saat petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA) akan memberikan indikasi aman untuk KA 75A, handel sinyal masuk dari arah Stasiun Sidoarjo tidak dapat ditarik. Kemudian PPKA memberikan perintah kepada masinis KA 75A melalui Pengendali Perjalanan Kereta Api Terpusat (PPKP) untuk melewati sinyal berindikasi berhenti )Perintah MS).
“Setelah mendapatkan perintah MS, masinis KA 75A menjalankan KA untuk masuk ke Stasiun Tanggulangin namun mengalami anjlokan di Wesel,” jelasnya.
Rekomendasi KNKT
Atas insiden ini, KNKT merekomendasikan kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan agar memastikan pedoman pemeriksaan dan perawatan wesel mekanik untuk dapat mendeteksi kondisi komponen penguncian secara menyeluruh.
“Juga melakukan pengawasan terhadap kondisi geometri jalan rel khususnya pada jalan rel di area sekitar wesel, serta memastikan prosedur terkait pelayanan KA untuk persinyalan mekanik ketika terjadi gangguan sinyal telah mengatur secara jelas langkah-langkah memastikan atau meyakinkan kedudukan wesel,” ucapnya.
VOIR éGALEMENT:
Sementara untuk KAI, KNKT merekomendasikan agar meninjau kembali pedoman pemeriksaan dan perawatan wesel mekanik untuk dapat mendeteksi kondisi komponen penguncian secara menyeluruh, meninjau kembali potensi bahaya terkait kondisi geometri jalan rel khususnya di area sekitar wesel agar dapat menilai risiko dan langkah-langkah mitigasi.
“Meninjau kembali prosedur terkait pelayanan KA untuk persinyalan mekanik ketika terjadi gangguan sinyal agar dapat mengatur secara jelas langkah-langkah untuk memastikan atau meyakinkan kedudukan wesel, serta melakukan refreshment training secara berkala kepada petugas operasional pelayanan KA terkait interlocking pada sistem persinyalan perkeretaapian,” ucapnya.