JAKARTA - Institut Kesehatan Nasional AS (US National Institute of Health/NIH) menyatakan Covaxin India, terbukti secara efektif mampu menetralkan COVID-19 varian Alpha dan Delta. Vaksin itu dikembangkan oleh Bharat Biotech bekerja sama dengan Dewan Penelitian Medis India,

 

NIH mengatakan hasil dua studi serum darah dari orang yang telah menerima Covaxin menunjukkan bahwa vaksin tersebut menghasilkan antibodi yang secara efektif menetralkan varian B.1.1.7 (Alpha) dan B.1.617 (Delta) dari SARS-CoV-2. Dua varian baru itu diidentifikasi pertama kali masing-masing  di Inggris dan India.

 

NIH  mengatakan bahwa adjuvan yang dikembangkan dengan pendanaan dari mereka, telah berkontribusi pada keberhasilan Covaxin yang dinilai manjur. Adjuvan itu hingga kini telah diberikan kepada sekitar 25 juta orang  di India dan di tempat lain.

 

Adjuvan adalah zat yang diformulasikan sebagai bagian dari vaksin untuk meningkatkan respons imun dan meningkatkan efektivitas vaksin.

 

Covaxin terdiri dari bentuk SARS-CoV-2 yang dinonaktifkan yang tidak dapat bereplikasi. Akan tetapi Covaxin masih merangsang sistem kekebalan tubuh untuk membuat antibodi terhadap virus. 

 

Hasil yang dipublikasikan dari uji coba fase 2 vaksin menunjukkan bahwa bahan itu aman dan dapat ditoleransi dengan baik. NIH, menambahkan bahwa data keamanan dari uji coba fase 3 Covaxin akan tersedia akhir tahun ini.

 

Hasil sementara yang tidak dipublikasikan dari uji coba fase 3 menunjukkan bahwa Covaxin   memiliki kemanjuran 78 persen terhadap penyakit bergejala. Bahan, kemanjuran 100 persen terhadap COVID-19 yang parah, termasuk rawat inap, dan kemanjuran 70 persen terhadap infeksi tanpa gejala dengan SARS-CoV- 2.

 

“Hasil dari dua penelitian serum darah dari orang yang telah menerima Covaxin menunjukkan bahwa vaksin tersebut menghasilkan antibodi yang secara efektif menetralkan varian B.1.1.7 (Alpha) dan B.1.617 (Delta) dari SARS-CoV-2,” tambah sumber tersebut.

 

Temuan ini telah meningkatkan kepercayaan bagi  National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), bagian dari NIH, bahwa pandemi bisa segera diakhiri. 

 

“Guna mengakhiri pandemi global membutuhkan respons global,” kata Anthony S Fauci, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID)..

 

“Saya senang bahwa ajuvan vaksin baru yang dikembangkan di AS dengan dukungan NIAID adalah bagian dari vaksin COVID-19 yang manjur yang tersedia untuk orang-orang di India,” tambahnya.

 

Menarik untuk ditunggu apakah vaksin ini akan segera diproduksi secara massal, mengingat varian Alpha dan Delta, kini telah menyebar ke berbagai negara, termasuk Indonesia.  Varian itu disebut sebagian varian yang lebih mudah menular dan mematikan. 

 

Covaxin sendiri hingga kini belum masuk dalam program kerja sama vaksin dengan pemerintah Indonesia. Perlu dipertimbangkan oleh pemerintah RI untuk bekerja sama dalam pengaduan jenis vaksin ini.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)