JAKARTA - Romeo Beckham hadir di tribun SW19, Wimbledon, Inggris, pada Rabu, 3 Juli 2024. Dia tiba dengan jaket hijau yang kemudian dilepas saat duduk.

Romeo mengikuti tradisi keluarga untuk menyaksikan tenis khususnya Wimbledon seperti sang ayah, David Beckham.

Pria yang juga pemain Brentford U-21 itu tampak menyemangati petenis Inggris, Emma Raducanu, yang tengah berduel melawan Elise Mertens di putaran kedua Wimbledon 2024.

Romeo Beckham tampak berseri-seri saat Raducanu meraih kemenangan 6-1 dan 6-2 hanya dalam waktu satu jam 15 menit.

Penonton hari itu penuh sesak. Romeo datang bersama David Beckham dan sang nenek, Sandra. Mereka menonton di Royal Box Centre Court untuk menyaksikan Raducanu berlaga.

Menariknya, Romeo menonton di dekat ibu Raducanu, Renee Zhaia, yang tak bisa menyembunyikan kegempiraan melihat sang putri menang.

Selain itu, terlihat juga mantan gelandang Real Madrid, Sami Khedira. Dia turut memuji Raducanu, yang menjadi juara US Open 2021, karena membuat penampilan apik sehingga banyak orang berharap dia melangkah jauh di Wimbledon 2024.

Ini kali pertama Raducanu lolos ke babak ketiga Grand Slam sejak aksi heroiknya tiga tahun lalu.

Dia akan menghadapi unggulan kesembilan, Maria Sakkari (Yunani) pada putaran ketiga atau babak 32 besar pada Jumat, 5 Juli 2024, malam WIB.

Sakkari merupakan petenis yang pernah dikalahkan Raducanu pada semifinal US Open 2021.

"Saya memainkan tenis dengan sangat bagus hari ini, saya sangat senang. Saya sangat senang bisa bermain di sini dan memperpanjang perjalanan saya."

"Saat atap ditutup, suaranya sangat keras dan saya sangat berterima kasih atas semua dukungan hari ini. Saya sangat menghargai semua orang yang membuat banyak dukungan," kata Raducanu.

Sementara itu, selain mengincar gelar tunggal, Raducanu juga berbicara tentang penampilan di ganda campuran bersama petenis veteran asal Inggris, Andy Murray.

Kesempatan itu tak ditolak Raducanu mengingat dia sudah mengidolai Murray sejak lama. Apalagi, Wimbledon 2024 bisa jadi yang terakhir bagi mantan petenis peringkat satu dunia itu.

"Ini adalah kesempatan sekali seumur hidup. Itu adalah impian saya sejak saya masih kecil menonton Olimpiade."

"Andy adalah pahlawan bagi kita semua. Jadi, bagi saya itu adalah hadiah nyata dan kehormatan nyata yang dia minta kepada saya," ujar petenis 21 tahun tersebut.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)