JAKARTA - Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Mark Rutte memperingatkan Amerika Serikat dan Eropa pada Hari Rabu agar tidak tergoda untuk "bertindak sendiri" dalam hal keamanan, di tengah meningkatnya ketegangan atas masa depan aliansi transatlantik dan perbedaan pandangan tentang Rusia.

Presiden AS Donald Trump bulan ini meragukan kesediaan Washington untuk membela sekutu NATO yang dianggapnya tidak cukup membayar untuk pertahanan mereka sendiri, memicu kekhawatiran di antara para pemimpin Eropa saat mereka mencoba mendukung Ukraina dalam perangnya melawan pasukan Rusia yang menginvasi.

"Saya tegaskan, ini bukan saatnya untuk bertindak sendiri. Tidak untuk Eropa atau Amerika Utara," kata Sekjen Rutte dalam pidatonya di Sekolah Ekonomi Warsawa, melansir Reuters 27 Maret.

"Tantangan keamanan global terlalu besar untuk kita hadapi sendiri. Dalam hal menjaga keamanan Eropa dan Amerika Utara, tidak ada alternatif selain NATO," tambahnya.

Seruan Sekjen Rutte untuk persatuan transatlantik muncul beberapa hari setelah Atlantic melaporkan Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth dan Wakil Presiden JD Vance telah mengeluhkan sekutu-sekutu Eropa dalam sebuah grup obrolan.

Menhan Hegseth mengungkapkan "kebenciannya terhadap Eropa yang hanya memanfaatkan keuntungan", menurut Atlantic.

Ketika ditanya apakah sekutu masih dapat percaya pada AS setelah kontroversi tersebut, Sekjen Rutte kemudian mengatakan kepada wartawan: "Tentu saja, dapatkah kita mempercayai Amerika? Ya. Mereka adalah mitra terbesar kita, sekutu terbesar di NATO."

Sejumlah negara Eropa termasuk Jerman dan Inggris telah mengumumkan rencana untuk menaikkan anggaran pertahanan, karena Presiden Trump berupaya untuk memperbaiki hubungan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam upayanya untuk mengakhiri perang tiga tahun di Ukraina.

Presiden Trump mengatakan anggota NATO harus membelanjakan 5 persen dari produk domestik bruto (PDB) untuk pertahanan, peningkatan signifikan dari target 2 persen saat ini dan tingkat yang saat ini tidak dapat dipenuhi oleh negara NATO mana pun, termasuk Amerika Serikat.

"Ya, Eropa perlu tahu bahwa Paman Sam masih mendukung kita. Namun, Amerika juga perlu tahu bahwa sekutu NATO-nya akan maju," kata Sekjen Rutte, seraya menambahkan pertemuan puncak aliansi pada Bulan Juni akan memberikan kesempatan untuk membangun "NATO yang lebih kuat, lebih adil, dan lebih mematikan".

"NATO yang lebih adil berarti semua sekutu melakukan bagian mereka secara adil," tandas mantan Perdana Menteri Belanda itu.

Sambil menyambut baik dorongan Presiden Trump untuk perdamaian di Ukraina, Sekjen Rutte mengatakan tidak akan ada normalisasi hubungan dengan Rusia setelah perang berakhir.

"Ini akan memakan waktu puluhan tahun karena ada kurangnya rasa percaya. Ancaman itu masih ada," katanya kepada wartawan.

Sekjen Rutte mengatakan, semua 32 sekutu NATO berada di perahu yang sama, sementara Rusia tetap menjadi "ancaman paling signifikan dan langsung bagi keamanan kita".

"Dengan teknologi rudal terbaru yang dikeluarkan Rusia, perbedaan antara serangan ke Warsawa atau serangan ke Madrid adalah 10 menit. Jadi kita semua berada di sisi timur," katanya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)