JAKARTA – Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Deddy Sitorus mengkritik sayembara yang dibuat oleh Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Maruarar Sirait (Ara) yang menawarkan imbalan Rp8 miliar kepada masyarakat yang berhasil menangkap buronan Harun Masiku.

Menurut Deddy, sayembara tersebut malah menghina Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai lembaga antikorupsi. Deddy menyatakan bahwa KPK seharusnya memprotes tindakan Ara tersebut.

"Apa yang dilakukan oleh Ara itu sebenarnya adalah penistaan terhadap KPK. Artinya, KPK dianggap tidak bisa dipercaya untuk melaksanakan tugasnya, sehingga Ara menghasut rakyat dengan iming-iming Rp8 miliar untuk menangkap buronan KPK," ujar Deddy kepada wartawan pada Jumat, 29 November.

Deddy menilai bahwa sayembara tersebut menunjukkan sikap arogan Maruarar Sirait. Ia juga mengaitkan pernyataan Ara yang kontroversial sebelumnya mengenai Pilgub Jakarta, di mana Ara menyebut suara pemilih nonmuslim akan beralih ke pasangan Ridwan Kamil-Suswono setelah Anies Baswedan menyatakan dukungannya kepada pasangan Pramono Anung-Rano Karno yang diusung oleh PDIP. Pernyataan tersebut akhirnya berujung pada laporan ke kepolisian.

"Sikap arogan dan sombong Maruarar Sirait ini terlihat dalam berbagai tindakannya, termasuk sayembara ini. Isu SARA yang dibawa serta tindakan lainnya berujung pada kemenangan Pramono-Rano di DKI," kata Deddy.

Sayembara yang dilontarkan oleh Maruarar Sirait menjadi sorotan setelah sebuah video berdurasi 1 menit 21 detik beredar di media sosial X. Dalam video tersebut, Maruarar menyebutkan bahwa Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto telah mengiriminya buku berjudul Politik Itu Suci karya ayahnya, Sabam Sirait.

"Bukunya Politik Itu Suci belum saya terima. Tolong ya, kita terima, dari Mas Hasto dan saya senang sekali kalau bisa dapat itu dan membuat saya tambah semangat," ujar Maruarar dalam video tersebut.

Maruarar kemudian menyatakan bahwa buku tersebut akan semakin memotivasinya untuk menggerakkan jaringannya dalam mencari Harun Masiku, yang masih menjadi buron.

"Saya akan gunakan energi itu untuk membantu dan menggerakkan jaringan saya, karena ada kasus besar yang saya lihat akan melibatkan orang-orang besar di republik ini, yang menyangkut Harun Masiku," ungkap Maruarar.

Dia menambahkan, "Harun Masiku itu siapa sih, kok bertahun-tahun tidak bisa ditangkap? Saya akan kasih bonus Rp8 miliar bagi yang bisa menangkapnya, uang pribadi saya. Supaya semangat, supaya di negara ini yang kebal hukum bisa dijerat, dan saya gunakan berkat dari Tuhan itu untuk memberantas korupsi di Indonesia."


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)