TANGERANG – Menjalani perawatan di rumah sakit, setidaknya membuat R (4) terasa aman dan tertangani secara medis, pascapenganiayaan yang dilakukan ibu tirinya.

Apa yang dialami R seperti didalam film atau sinetron, kala sang ibu tiri tidak memberikan kasih sayang terhadap anak.

Penganiayaa terhadap R dilakukan ibu tirinya, RE (38) di Kompleks LP Kelas 1, Babakan, Kota Tangerang. Seperti disebutkan sebelumnya, RE (38) memiliki empat orang anak yang tiga diantaranya merupakan anak kandungnya. Sementara korban R merupakan anak dari suaminya, BA (38).

Bowo, Ketua RT setempat, mengatakan dari empat anaknya, hanya satu yang kerap mendapatkan kekerasan. Bahkan Bowo bilang, jika R kerap tidak diberi makan.

“Jadi ini RE punya anak bawaannya, dua. Dari bapaknya satu (korban). Nah tapi, yang sering disiksa yang anak bapaknya saja. Kita sering denger teriakannya. Sering juga tidak dikasih makan si R, padahal anak yang lain di kasih,” kata Bowo saat dikonfirmasi, Senin, 20 November.

Bowo mengaku telah mengetahui kasus ini sejak 11 November lalu. Namun, dirinya belum dapat bertindak, karena mereka pendatang baru di wilayahnya. Bahkan, mereka juga belum mengirim berkas kependudukan.

“Dari tanggal 11 November sudah tahu. Cuma pas itu dia baru ngontrak, belum ngirim data-datanya. Jadi saya belum bertindak. Sekarang sudah ada, langsung saya tindak, makanya anaknya kita pisahin dari ibu itu,” ucapnya.

Bowo merasa sedih dan kesal mengetahui ada kejadian seperti ini.

“Ini ibu sudah keterlaluan banget. Lihat, korban luka dimana-mana. Tidak habis pikir saya,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, Bowo berencana melapor ke Komnas Perlindungan Anak melalui bantuan seorang YouTuber Pratiwi Noviyanthi agar kepolisian mengambil tindakan.

“Hari ini kata teh Novi, Komnasnya mau dateng. Dia mau buat laporan polisi juga,” tutupnya.

Diberitakan VOI sebelumnya, seorang bocah perempuan inisial R (4) diduga dianiaya oleh ibu tirinya berinsial RE (38) hingga mengalami luka pendarahan. Peristiwa itu terjadi di kontrakan pelaku di Kompleks LP Kelas 1, Kota Tangerang.

Bowo selaku Ketua RT setempat membenarkan adanya kejadian tersebut. Parahnya lagi, penganiayaan itu diketahui ayah kandungnya, BA (38).

“Dia (pelaku) baru tinggal di lingkungan saya baru sebulan. Korban dianiaya dijedotin kepalanya ke lantai sampai pendarahan. Ayahnya sebenernya tahu, cuma dia diam saja,” kata Bowo kepada VOI, Minggu, 19 November.

Bowo juga mengatakan bila tetangga sekitar kerap mendengarkan jeritan korban. Namun, warga tidak ada yang mengambil tindakan, karena merasa tidak ingin ikut campur urusan keluarga.

“Warga tahu. Sering dengar teriakan dari korban. Cuma pada diam saja, karena pada tidak kenal keluarga itu. Kalau kata warga, korban sering teriak kesakitan,” ucapnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)