JAKARTA - Jaksa Agung ST Burhanuddin mengatakan, Bareskrim Polri sudah menyelidiki cleaning service yang memiliki rekining ratusan juta. Cleaning service ini salah satu saksi kebarakan Gedung Kejagung yang memiliki akses ke lantai enam.

"Mohon izin, ini sudah didalami oleh penyidik Kabareskrim tentang adanya rekening katanya Rp 100 juta yang tidak sesuai dengan pendapatannya," kata Jaksa Agung dikutip Jumat, 25 September.

Burhanuddin memastikan pihaknya selalu terbuka dalam penyidikan kasus kebakaran Gedung Utama Kejagung. Bahkan dia berjanji akan menyampaikan semua informasi kepada pihak kepolisian yang menangani kasus ini.

"Dan kami sampaikan lagi bahwa kami sejak awal kebarakan kami sudah membuat posko bersama untuk mengungkap ini," kata dia.

Bahkan dia mempersiahkan kepolisian menjadikan tersangka anggotanya apabila didukung dengan bukti yang kuat. "Kalau memang ada itu kesengajaan atau kelalaian, saya mengharapkan adanya tersangka untuk itu," kata dia.

Adapun dalam rapat kerja Kejaksaan Agung dengan Komisi III DPR, salah satu saksi kasus kebakaran gedung Kejagung disebut memiliki saldo rekening sampai ratusan juta. Padahal saksi itu adalah cleaning service

Pertanyaan ini muncul dari Anggota Komisi III DPR Arteria Dahlan. Politikus PDI-P ini curiga dengan saldo rekening cleaning service itu. Bahkan, kata dia, setiap kali diperiksa sebagai saksi kasus kebakaran selalu didampingi anak buah mantan Jaksa Agung Muda (JAM).

"Apa benar dicek juga rekening uangnya di atas seratus juta tuh cleaning service. Apa benar kalau dia diperiksa didampingi anak buahnya mantan JAM," kata Arteria saat rapat kerja dengan Jaksa Agung Agung ST Burhanudin di Komisi III DPR, Kamis, 24 September.

Bahkan, kata Arteria, cleaning service yang bekerja di lantai dasar punya akses sampai lantai enam. Lantai yang disebut awal mula sumber api kebakaran Gedung Kejagung.

"(Cleaning service) lantai dasar kok bisa sampai ke lantai enam yang ditengarai dia itu bukan hanya cleaning service bisa berbuat sesuatu. Apa benar pak ada penampilan baru yang bersangkutan dibotakin. Kalau dibotakin hati-hati pak sulit kalau mau cek DNA rambutnya sudah plontos," ujarnya.

Dia mendorong kepolisian mengungkap aktor intelektual kejadian ini. "Harus diusut siapa yang melakukan, katanya polisi kan ada, siapa yang membantu melakukan, siapa aktor intelektual, apa karena kesengajaan atau kelalaian atau apa ini agar tidak terlalu lama spekulasi kejaksaan atau apa," pungkasnya.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)