SURABAYA - Sebanyak 822 perawat di Jawa Timur positif COVID-19. Sebanyak 25 orang di antaranya gugur setelah bertugas.
"Hingga saat ini ada 25 perawat meninggal dunia. Terbaru, seorang perawat yang bertugas di Pamekasan, Madura, bernama Nufia Anggreini meninggal Minggu kemarin," kata Ketua Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jatim, Nursalam, dikonfirmasi, 7 September.
Nufia merupakan warga Kelurahan Bugih, Kabupaten Pamekasan, yang juga lulusan S1 Keperawatan di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Perawat berusia 39 tahun itu bertugas melayani pasien covid-19 di RSUD dr H. Slamet Martodirdjo, Pamekasan.
"Selain terpapar COVID-19, yang bersangkutan juga ada penyakit bawaaan atau komorbid," katanya.
SEE ALSO:
Meninggalnya Nufia menambah jumlah perawat yang gugur saat bertugas menangan COVID-19. Hingga saat ini DPW PPNI Jatim mencatat ada 25 perawat yang meninggal. Terbanyak dari Surabaya, yakni sembilan orang perawat, disusul Sidoarjo dengan tiga orang perawat.
Selanjutnya Tuban dan Bojonegoro dengan dua orang perawat. Sementara sembilan orang perawat lain yang meninggal dunia akibat COVID-19 berasal dari Kota Malang, Sampang, Kota Probolinggo, Bangkalan, Gresik, Pasuruan, Kabupaten Malang, Sumenep dan Pamekasan.
"Dari 25 perawat tersebut, semuanya telah mendapat santunan DPW PPNI Jatim. Namun, santunan dari Kemenkes dan DPP PPNI baru pada 12 orang," kata Nursalam.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)