JAKARTA - Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar (Kombes) Yusri Yunus menyebut pihaknya sedang mencari bandar narkoba yang menjadi pemasok sabu milik Reza Artamevia.

"Kami lakukan pendalaman untuk mengetahui dari mana asal muasal barang haram milik RA. Ada satu orang yang sekarang menjadi masuk dalam DPO (daftar pencarian orang)," ungkap Yusri di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Pusat, Minggu, 6 September.

Yusri menyebut, berdasarkan keterangan dua orang saksi dari tempat kejadian perkara (TKP) di mana Reza ditangkap polisi akibat kepemilikan sabu, diketahui bandar tersebut berinisial F.

"Ada dua saksi yang sudah kita periksa. Kita masih terus lakukan pengajaran kepada F ini. Mudah-mudahan segera kita lakukan pengungkapan," tutur Yusri.

Yusri menegaskan bahwa bandar berinisal F ini bukanlah seorang figur publik seperti Reza. "F ini tidak ada hubungannya dengan public figure yang lain," ucapnya.

Diketahui, Reza Artamevia ditangkap polisi di sebuah restoran di Jalan Raya Jatinegara, Jakarta Timur, pada Jumat, 5 September sekitar pukul 16.00 WIB. Ketika ditangkap, Reza baru saja membeli sabu tersebut. 

"Tim melakukan penyelidikan dan berhasil mengamankan seoorang wanita yang baru saja membeli sabu-sabu tersebut, inisalnya RA," ucap Yusri.

Saat ditangkap, polisi menemukan barang bukti berupa sabu satu klip seberat 0,78 gram. Reza lalu menjalani tes urin usai diciduk oleh polisi.

"Untuk saudari RA telah dilakukan pemeriksaan urin," ungkap Yusri.

Hasil pemeriksaan urin pun sudah rampung. Reza dinyatakan terbukti mengkonsumsi amfetamin.

Saat ditangkap, Reza Sedang bersama dua orang temannya. Namun, saat diperiksa, dua teman Reza dinyatakan tidak positif amfetamin.

Setelah itu, polisi langsung menuju kediaman Reza di bilangan Cirendeu, Tangerang Selatan. Di rumah Reza, polisi menggeledah dan mencari barang bukti lain yang berkaitan dengan penggunaan sabu tersebut.

"Kami lakukan penggeledahan di kediamannya. Di dalam rumahnya, ditemukan bong atau alat hisap dan korek api. Ini ada keterkaitan semua (dengan penggunaan sabu)," tutur Yusri.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)