JAKARTA - Kabar baik bagi seluruh warga Australia yang bakal mendapat vaksin COVID-19 gratis dari pemerintahnya. Pasalnya otoritas Australia mufakat menggandeng produsen obat AstraZeneca untuk memasok vaksin COVID-19 ke seluruh penduduknya. 

Melansir CNN, Rabu 19 Agustus, AstraZeneca yang berbasis di Inggris sedang mengembangkan vaksin yang bermitra dengan Universitas Oxford. Kini mereka tengah melangsungkan uji coba lanjutan dengan ribuan relawan dari berbagai negara. 

Berdasarkan kesepakatan dengan AstraZeneca, pemerintah Australia akan memberikan vaksin secara gratis untuk semua warga Australia, tanpa terkecuali. "Jika vaksin ini terbukti berhasil, kami akan langsung memproduksi dan memasok vaksin dengan cara kami sendiri dan membuatnya gratis untuk 25 juta warga Australia," kata Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison. Morrison yakin vaksin dari Oxford merupakan salah satu yang paling menjanjikan. 

Memang kesepakatan tersebut masih dalam tahap awal, namun kedua belah pihak telah menandatangani Letter of Intent. Kesepakatan formal terakhir di tahap selanjutnya akan menjabarkan detail yang lebih konkret seperti penetapan harga dan distribusi. 

Vaksin AstraZeneca

AstraZeneca telah merilis hasil awal dari uji coba Fase I dan Fase II yang diawasi ketat pada akhir Juli. Disebutkan bahwa vaksinnya aman dan menginduksi kekebalan. Artinya tubuh manusia mungkin akan menyimpan memori virus agar terlindung dari virus.

Ujicoba Fase II dan Fase III sekarang bertujuan untuk membuktikan apakah vaksin melindungi orang dari virus corona baru atau tidak. Hasil diharapkan akan terlihat pada akhir 2020, tergantung pada tingkat penularan dalam komunitas percobaan, kata AstraZeneca.

Perusahaan tersebut telah mencapai kesepakatan dengan beberapa pemerintah dan organisasi untuk memproduksi setidaknya 3 miliar dosis vaksin, dengan pengiriman pertama dimulai pada awal September. Amerika Serikat (AS) misalnya, mereka telah membuat kesepakatan untuk 300 juta dosis yang rencananya dikirim Oktober. 

Negara-negara lain yang juga telah membuat kesepakatan untuk pasokan vaksin yang potensial adalah Rusia, Korea Selatan, Jepang, China dan Brasil. AstraZeneca juga telah mencapai kesepakatan dengan Komisi Eropa untuk menyediakan hingga 400 juta dosis untuk semua negara anggota Uni Eropa.

"Dengan produksi dalam rantai pasokan Eropa kami yang akan segera dimulai, kami berharap dapat membuat vaksin tersedia secara luas dan cepat, dengan dosis pertama akan dikirimkan pada akhir 2020," kata CEO AstraZeneca Pascal Soriot dalam sebuah pernyataan. 

Kesepakatan AstraZeneca datang ketika Australia terus bergulat dengan wabah COVID-19 yang berpusat di negara bagian Victoria. Otoritas Victoria menyatakan "keadaan bencana" pada 2 Agustus dan menempatkan ibu kota negara bagian, Melbourne, kembali dalam kuncitara ringan. Pembatasan yang diberlakukan termasuk jam malam, sekolah daring, dan aturan tentang seberapa jauh penduduk dapat bepergian ke luar rumah. Jumlah kasus keseluruhannya di Australia sebanyak 23.993.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)