YERUSALEM - Bahrain dan Oman diperkirakan akan menjadi negara berikutnya yang mengikuti Uni Emirat Arab (UEA) dalam meresmikan hubungan dengan Israel. Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Intelijen Israel.
Israel dan UEA sebelumnya mengumumkan, kedua negara itu akan menormalisasi hubungan diplomatik. Kedua negara juga menyebut akan membentuk kembali politik Timur Tengah dari masalah Palestina hingga perang melawan Iran. Menteri luar negeri UEA dan Israel juga telah mengadakan panggilan pertama mereka yang pada Minggu 16 Agustus setelah UEA membuka saluran telepon ke Israel.
"Setelah perjanjian ini akan muncul perjanjian tambahan, baik dengan lebih banyak negara Teluk dan dengan negara-negara Muslim di Afrika," kata Menteri Intelijen Eli Cohen mengatakan kepada Radio Angkatan Darat.
“Saya pikir Bahrain dan Oman pasti ada dalam agenda. Selain itu, dalam penilaian saya, ada kemungkinan tahun depan sudah ada kesepakatan damai dengan negara-negara lain di Afrika, salah satunya Sudan,” tambahnya.
Melansir Reuters, Senin 17 Agustus, baik Bahrain dan Oman memuji kesepakatan UEA dan Israel yang ditengahi oleh Amerika Serikat (AS). Tetapi baik Bagrain maupun Oman tidak mengomentari prospek mereka untuk hubungan yang dinormalisasi atau menanggapi permintaan komentar tentang masalah ini.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu telah bertemu dengan para pemimpin Oman dan Sudan dalam dua tahun terakhir, termasuk kunjungan ke Oman pada Oktober 2018.
"Saya berharap lebih banyak negara akan bergabung dengan kami dalam lingkaran perdamaian," kata Netanyahu kepada para menteri kabinet, menurut pernyataan dari kantornya.
“Ini adalah perubahan bersejarah yang memajukan perdamaian dengan dunia Arab dan pada akhirnya akan memajukan perdamaian yang nyata, sadar dan aman dengan Palestina,” imbuh Netanyahu.
SEE ALSO:
Kesepakatan UEA-Israel memperkuat oposisi terhadap kekuatan regional Iran. Palestina mengecam kesepakatan itu sebagai pengkhianatan.
Sebelumnya, Israel menandatangani perjanjian damai dengan Mesir pada 1979 dan Yordania pada 1994. Tetapi UEA, bersama dengan sebagian besar negara Arab lainnya, tidak memiliki hubungan diplomatik atau ekonomi formal dengan Israel.
Oman mempertahankan hubungan persahabatan dengan AS dan Iran. Oman juga sebelumnya telah menjadi perantara bagi kedua negara yang berseteru itu.
Sekutu dekat Arab Saudi - yang belum mengomentari kesepakatan UEA-Israel - yaitu Bahrain, menjadi tuan rumah seorang pejabat senior Israel pada konferensi keamanan pada 2019 serta konferensi yang dipimpin AS tentang meningkatkan ekonomi Palestina sebagai bagian dari Presiden AS Donald Trump. Inisiatif perdamaian Timur Tengah.
Sementara sumber pemerintah di Kuwait mengatakan posisinya terhadap Israel tidak akan pernah berubah. Kuwait juga mengklaim bahwa UAE akan menjadi negara teluk terakhir yang menormalisasi hubungan dengan Israel.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)