JAKARTA - Ketua Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dedi Supratman menyebut Indonesia masuk dalam sepuluh negara dengan angka kematian tenaga medis tertinggi di dunia akibat COVID-19. Bahkan, persentasenya tertinggi kedua setelah Rusia.
"Di kalangan tenaga kesehatan, cukup tinggi Indonesia, mencapai 2,4 persen," kata Dedi dalam diskusi daring Policy Center ILUNI UI bertajuk Meninjau Kebijakan Transisi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, Sabtu, 1 Agustus.
Berdasar data yang dimiliki, jumlah tenaga medis yang meninggal per 13 Juli sebanyak 89 orang dari total keseluruhan 3.656 kasus meninggal. Namun, jika merujuk pada Indeks Pengaruh Kematian Nakes (IPKN), Indonesia menempati peringkat pertama dunia pada kasus kematian tenaga medis dengan jumlah 233.
Angka itu berdasarkan perbandingan jumlah dokter per seribu populasi. "Masalah berikut distribusi (tenaga medis). Sehingga kalau di kita paling tinggi, seperti itu cukup mengkhawatirkan angka kematian terhadap tenaga medis," kata Dedi.
SEE ALSO:
Sementara, untuk Rusia, persentase angka kematian tenaga medis sebesae 4,7 persen. Sedangkan, data IPKN sebanyak 136 tenaga medis.
Untuk itu, upaya pencegahan penyebaran harus lebih digalakan. Dengan begitu diharapkan jumlah kasus positif pun secara otomatis akan menurun.
"Kasus meningkat positif dan meningkatnya itu artinya kita harus memperkuat upaya pencegahan virus karena sudah jauh dari standar WHO 5 persen," tandas Dedi.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)