JAKARTA - Setelah berpidato di sebuah pabrik di Moskow, Vladimir Lenin, pendiri Uni Soviet ditembak dua kali oleh Fanya Kaplan, seorang anggota partai Sosial Revolusioner. Peristiwa itu terjadi hari ini 30 Agustus lebih dari seabad yang lalu atau pada 1918. Beruntung, ia berhasil selamat. Upaya pembunuhan tersebut memicu gelombang balasan dari kelompok Bolshevik terhadap kelompok Sosial Revolusioner.

Lahir sebagai Vladimir Illich Ulyanov pada 1870, Lenin tertarik pada perjuangan revolusioner setelah abangnya, Alexander Ulyanov dieksekusi dieksekusi pada 1887 karena merencanakan pembunuhan Tsar Alexander III. Menurut History, ia mendalami ilmu hukum dan mengambil praktek di Petrograd (sekarang Saint Petersburg). Di sana ia berhubungan dengan kelompok Marxis revolusioner.

Lalu pada 1895, Lenin membantu mengorganisir kelompok-kelompok Marxis ibu kota ke dalam "Persatuan Perjuangan untuk Pembebasan Kelas Pekerja." Mereka berusaha menyatukan para kaum buruh ke dalam tujuan Marxis. 

Kemudian pada Desember, Lenin dan para pemimpin serikat lainnya ditangkap. Ia dipenjara satu tahun dan kemudian diasingkan ke Siberia selama tiga tahun.

Lenin memanfaatkan waktu pengasingannya itu untuk lebih banyak membaca dan menulis. Ia memiliki banyak nama samaran dalam tulisannya termasuk Vladimir Lenin. Pada 1902, ia menerbitkan pamflet berjudul What Is To Be Done? yang menyatakan bahwa hanya partai revolusioner profesional yang disiplin yang dapat membawa sosialisme ke Rusia. 

Kemudian pada 1903 ia bertemu dengan kamu Marxis Rusia lainnya di London dan mendirikan Partai Pekerja Sosial Demokratik Rusia (RSDWP). Namun, partai itu mengalami perpecahan sejak awal antara golongan Bolshevik (mayoritas) Lenin, yang menganjurkan militerisme, dan Menshevik (minoritas) yang menganjurkan gerakan demokratis menuju sosialisme. Kedua kelompok ini semakin berlawanan dalam RSDWP dan Lenin resmi memisahkan salah satu kelompok ini pada konferensi Partai Bolshevik tahun 1912.

Pasca pecahnya Revolusi Rusia 1905, Lenin kembali ke Rusia. Revolusi yang sebagian besar terdiri dari aksi mogok kerja di seluruh kekaisaran Rusia, berakhir ketika Tsar Nikolay II menjanjikan reformasi, termasuk penerapan konstitusi Rusia dan pembentukan parlemen. 

Namun setelah kondisi negara kembali pulih, tsar mengingkari janjinya. Dan pada 1907 Lenin kembali dipaksa ke pengasingan. 

Lenin menentang Perang Dunia I yang dimulai pada 1914. Ia menganggap perang tersebut sebagai konflik imperialistik dan bencana bagi tentara proletariat yang dimanfaatkan oleh para pemimpin kapitalis. Bagi Rusia, Perang Dunia I adalah bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya. 

Sementara itu, perekonomian Rusia juga sangat terganggu akibat perang, dan pada Maret 1917 terjadi kerusuhan dan pemogokan di Petrograd karena krisis pangan. Akibatnya tentara yang terdemoralisasi bergabung dengan para pemogok dan pada 15 Maret Nikolay II dipaksa turun tahta mengakhiri abad kekuasaan tsar. 

Peristiwa itu dikenal juga dengan Revolusi Februari. Pada periode tersebut, kekuasaan dibagi antara Pemerintah Provinsi yang tidak efektif dan Soviet. 

Revolusi Februari 1917 di Rusia (Sumber: Wikimedia Commons)

Mendirikan Uni Soviet

Setelah pecahnya Revolusi Februari, otoritas Jerman mengizinkan Lenin dan pasukannya kembali pulang. Berlin berharap kembalinya kaum Sosialis anti-perang ke Rusia akan merusak upaya perang Rusia yang terus berlanjut di bawah Pemerintah Provinsi. 

Benar saja, Lenin akhirnya menyerukan penggulingan Pemerintah Provinsi oleh Soviet dan ia dicap sebagai agen Jerman oleh para pemimpin pemerintah. Juli 1917, Lenin terpaksa melarikan diri ke Filandia, namun seruannya itu mendapat banyak dukungan. Sehingga Bolshevik memenangkan suara mayoritas di Soviet Petrograd. 

Pada bulan Oktober, Lenin diam-diam kembali ke Petrograd, dan pada 7 November Pengawal Merah pimpinan Bolshevik menggulingkan Pemerintahan Sementara dan memproklamasikan pemerintahan soviet. Lenin menjadi pemimpin negara berhaluan Marxis pertama di dunia. 

Pemerintahannya berdamai dengan Jerman. Mereka menasionalisasi industri dan mendistribusikan tanah. Namun gerakannya menimbulkan perang saudara melawan pasukan tsar. Pada 1920, para tsar dikalahkan, dan pada 1922 Uni Republik Sosialis Soviet (USSR) didirikan.

Setelah kematian Lenin pada awal 1924, tubuhnya dibalsem dan ditempatkan di sebuah mausoleum dekat Kremlin Moskow. Petrograd berganti nama menjadi Leningrad untuk menghormatinya. Setelah perjuangan suksesi, sesama revolusioner Joseph Stalin menggantikan Lenin sebagai pemimpin Uni Soviet.


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)