JAKARTA - Menstruasi adalah fase alami dalam kehidupan seorang perempuan yang menandakan awal masa reproduksi. Proses ini melibatkan peluruhan lapisan dalam dinding rahim (endometrium) yang kaya akan pembuluh darah. Menstruasi biasanya berlangsung selama 3-7 hari setiap bulannya.

"Biasanya, siklus menstruasi berlangsung hingga usia 50 tahun. Setelah itu, perempuan memasuki masa menopause," ujar Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Pendidikan Kemen PPPA, Amurwani Dwi Lestariningsih, saat ditemui di Favehotel PGC Cililitan, Jakarta Timur, pada Kamis, 19 Desember 2024.

Menstruasi memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan perempuan, baik secara fisik, emosional, maupun sosial. Amurwani membeberkan 3 hal yang perlu diperhatikan bagi remaja yang sudah menstruasi.

1. Kesehatan Fisik

Menstruasi dapat menyebabkan perubahan fisik yang memerlukan perhatian khusus. Kebersihan area intim menjadi hal penting untuk mencegah risiko penyakit. Beberapa langkah yang dianjurkan antara lain:

- Mengganti pembalut 3-5 kali sehari.

- Membersihkan organ intim sebelum mengganti pembalut.

- Mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut.

- Rutin mengganti celana dalam dan memilih bahan yang menyerap keringat.

Selain itu, pola makan juga berperan penting dalam menjaga siklus menstruasi yang teratur. Tingkat kalium yang rendah dapat memengaruhi siklus haid. Oleh karena itu, perempuan dianjurkan mengonsumsi makanan tinggi kalium, seperti ubi jalar, pisang, ikan kembung, salmon, kismis, kacang, dan yoghurt.

2. Aspek Sosial dan Pendidikan

Menstruasi juga membawa tanggung jawab sosial, terutama dalam menjaga hubungan dengan lawan jenis.

"Tanda menstruasi adalah hati-hati dalam pergaulan dengan lawan jenis yang dapat menyebabkan kehamilan," tambah Amurwani.

Kesadaran akan pentingnya pendidikan seksual dapat mencegah berbagai masalah seperti pernikahan dini, seks di luar nikah, dan putus sekolah.

3. Dampak Negatif Akibat Ketidaksiapan

Ketidaksiapan dalam menghadapi menstruasi dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk:

- Kehamilan yang tidak diinginkan

Hal ini sering berujung pada abortus ilegal, stunting pada anak, atau bahkan kematian ibu dan bayi.

- Masalah sosial

Kehamilan yang tidak diinginkan dapat menyebabkan perceraian, yang berdampak pada anak menjadi terlantar, anak jalanan, dan trauma akibat kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).


The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)