JAKARTA - Gitaris band Cokelat, Edwin Marshal melepas lagu tunggal (single) solo anyar bertajuk Demi Nafasmu. Berbeda dari single sebelumnya, Sore (2016), yang ditenun dalam format instrumental, kali ini Edwin bermain gitar sekaligus bernyanyi.
Ini pertama kalinya Edwin menampilkan diri bernyanyi dalam sebuah karya rekaman. Ia bahkan bukan cuma berperan sebagai vokalis dan gitaris, melainkan juga sebagai bassis, pencipta lagu dan produser.
"Saya dibantu oleh Axel Andaviar pada drum, yang juga merupakan personel Cokelat saat ini,” tutur Edwin dalam keterangan tertulis yang diterima VOI, Jumat, 18 September.
Demi Nafasmu terinpirasi peran Edwin sebagai kepala keluarga. Melalui lagu ini ia menuangkan isi hatinya tentang bagaimana ia menghargai, menjalani dan menjaga kehidupan dengan sebaik-baiknya. Memberikan semua hal terbaik kepada orang-orang yang sangat berharga dalam hidupnya.
SEE ALSO:
“Liriknya terinspirasi dari peran saya sebagai ayah dari dua anak. Selalu melindungi mereka sebaik-baiknya, selamanya. Anak-anakku, pasangan hidupku, dan keluargaku tercinta. Demi Nafasmu juga dirilis persis di momen hari ulang tahun ketujuh anak saya, Askhi.”
Sesungguhnya lagu ini ditulis Edwin sejak 10 tahun lalu, namun pada Agustus 2019, ia melakukan sentuhan ulang ke lagu ini. Mengandalkan beat statis dengan dinamika nuansa yang turun naik, dengan embusan emosi yang sangat terjaga.
Karakteristik musik band-band luar seperti Incubus dan Smashing Pumpkins, ungkap Edwin, adalah sebagian inspirasi yang terserap ke godokan aransemen Demi Nafasmu.
“Menggarap lagu ini tidak mengandalkan sound distorsi yang ‘keras’. Beda dengan cara saya menggarap (lagu-lagu) Cokelat yang kental akan karakter distorsi gitar, tempo cepat dan beat yang lebih atraktif,” Edwin mempertegas.
Demi Nafasmu sudah bisa didengarkan mulai hari ini di berbagai platform penyedia jasa dengar musik secara digital (streaming) seperti Spotify, Amazon Music, Apple iTunes, Google Music, IHeartRadio, Pandora, Tidal, KKBox, Napster hingga TikTok dan YouTube Music.
The English, Chinese, Japanese, Arabic, and French versions are automatically generated by the AI. So there may still be inaccuracies in translating, please always see Indonesian as our main language. (system supported by DigitalSiber.id)