Soal Reshuffle, Gerindra Sebut Menterinya Telah Bekerja Maksimal
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad menyebut dua menteri yang berasal dari menterinya, yaitu Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto serta Menteri Perikanan Edhy Prabowo telah bekerja secara maksimal di dalam Kabinet Indonesia Maju.
Pernyataan ini disampaikan Dasco untuk menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo yang menyinggung soal perombakan kabinet atau reshuffle. Pernyataan ini disampaikan oleh Jokowi setelah dia merasa kecewa dengan kinerja para pembantunya tersebut di tengah krisis akibat pandemi COVID-19.
"Sesuai arahan Pak Prabowo kami bekerja maksimal dalam mendukung pemerintah dan juga kerja-kerja taktis yang terbaik, yang dilakukan di Kemenhan ataupun Kementerian Kelautan dan Perikanan," kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa 30 Juni.
Dia mengatakan, Gerindra mempersilakan Jokowi untuk menilai kinerja yang dipimpin oleh kadernya. Dirinya juga menegaskan keputusan perombakan ulang kabinet, sepenuhnya berada di tangan Jokowi. Sebab, Presiden memiliki hak prerogatif untuk melakukan hal tersebut.
"Kami serahkan sepenuhnya kepada Pak Presiden," tegasnya.
Dasco juga menanggapi kekesalan Jokowi terhadap kinerja menterinya selama masa pandemi COVID-19. Menurut dia, apa yang disampaikan Jokowi merupakan sebuah bentuk ketegasan.
"Pak Jokowi ingin supaya seluruh kementerian itu memaksimalkan pengeluaran atau pendistribusian dana COVID-19 yang sudah dianggarkan oleh masing-masing kementerian," ungkapnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi marah dan menegur menteri yang bersikap biasa saja dalam pengambilan keputusan meski saat ini suasananya sedang krisis akibat pandemi COVID-19.
"Tindakan-tindakan kita, keputusan-keputusan kita, kebijakan-kebijakan kita, suasananya harus suasana krisis. Jangan kebijakan-kebijakan biasa saja, menganggap ini sebuah kenormalan. Apa-apaan ini," kata Jokowi dalam video yang ditayangkan di akun YouTube Sekretariat Presiden, Minggu, 28 Juni.
SEE ALSO:
Dia menilai, di masa seperti ini seluruh kebijakan harusnya sesuai dengan kondisi krisis. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini bahkan mengatakan, dalam kondisi krisis, dirinya bahkan siap mengeluarkan Peraturan Pengganti Undang-Undang (Perppu) dan Peraturan Presiden (Perpres).
Di hadapan para menterinya, Jokowi menyinggung beberapa hal. Pertama mengenai belanja di sejumlah kementeriannya. Dari hasil laporan yang diterimanya, dia melihat capaiannya masih biasa-biasa saja. Padahal, dia berharap dengan adanya belanja besar-besaran di kementerian akan memacu perekonomian di Indonesia yang tengah lesu akibat pandemi COVID-19.
Dia mencontohkan Kementerian Kesehatan. Kata Jokowi, kementerian ini mendapatkan anggaran sebesar Rp75 triliun. Namun, yang dibelanjakan baru 1,53 persen. Padahal, makin cepat uang ini dikeluarkan, maka akan terjadi trigger ekonomi.
Jokowi juga menyinggung pembayaran untuk dokter, dokter spesialis, dan tenaga medis yang mesti segera diproses dan dikeluarkan. "Belanja-belanja untuk peralatan segera dikeluarkan. Ini sudah disediakan Rp70-an triliun seperti itu," ungkapnya.
Terakhir sebelum menutup pidatonya, Presiden Jokowi meminta semua pihak di pemerintahan melangkah dengan luar biasa dan tidak menjadikan peraturan yang ada sebagai sebuah halangan. Apalagi, dirinya mengaku siap untuk membuat Perppu selama untuk kepentingan rakyat dan untuk negara.
"Asal untuk rakyat, asal untuk negara, saya pertaruhkan reputasi politik saya. Sekali lagi, tolong ini benar-benar dirasakan kita semua. Jangan sampai justru ada hal yang mengganggu," katanya.
Dia juga mengaku siap membuka langkah politik maupun langkah pemerintahan agar segala kebijakannya bisa berjalan untuk menghadapi pandemi COVID-19.
Jokowi mengaku tak segan-segan melakukan reshuffle atau pergantian kabinet dan membubarkan lembaga yang tak bekerja dengan maksimal di tengah kondisi ini. "Bisa saja membubarkan lembaga, bisa saja reshuffle. Udah kepikiran kemana-mana saya. Atau buat Perppu yang lebih penting lagi kalau memang diperlukan," tegasnya.
"Artinya tindakan-tindakan yang extraordinary keras akan saya lakukan. ... Saya betul-betul minta pada bapak, ibu, dan saudara sekalian mengerti, memahami apa yang tadi saya sampaikan. Kerja keras dalam suasana ini sangat diperlukan. Kecepatan dalam suasana ini sangat diperlukan," pungkasnya.