Mentan Amran Minta Masyarakat Tidak Khawatir dengan Pasokan Beras selama Ramadan dan Lebaran 2024
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta masyarakat agar tidak panik dan khawatir dengan pasokan beras selama Ramadan hingga Lebaran Idulfitri 1445 Hijriah karena saat ini sejumlah daerah di Indonesia sudah memasuki panen raya.
“Kami memastikan kebutuhan beras pada bulan Maret, April dan Mei mendatang dalam kondisi aman. Artinya, masyarakat tak perlu khawatir akan kekurangan beras pada bulan Ramadan dan Hari Raya Idulfitri mendatang,” kata Amran dalam keterangan di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis 14 Maret.
Amran mengatakan, kepastian tersebut merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait panen raya petani yang berlangsung pada bulan Februari dan Maret tahun ini.
Kementan menyebut bahwa berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), dimana pada Maret 2024 diperkirakan produksi beras mencapai 3,51 juta ton. Angka itu berada di atas kebutuhan bulanan nasional sebesar 2,5 juta ton.
"Insya Allah sesuai dengan data BPS, kebutuhan beras kita untuk Maret April dan Mei dalam kondisi aman. Akan tetapi untuk kebutuhan bulan Juni kita bisa menghitung dari pertanaman sekarang (Maret)," katanya.
Sementara itu, produksi padi pada tahun ini diperkirakan melimpah dan memberi pengaruh besar pada penurunan harga beras di pasaran. Meski demikian, dia berharap penurunan tersebut tidak terjadi pada hasil panen raya gabah petani.
"Maret harga beras pasti turun. Aku pastikan turun. Kalau ada yang bilang beras mahal hari ini sudah turun, aku pastikan turun dan Ramadhan aman, Idulfitri aman, lewat dua bulan Idulfitri masih aman. Nah kalau mengatakan Juni kita lihat tanam hari ini," jelas Amran.
Kementan menyebut salah satu provinsi yang memastikan produksi padi tahun ini dalam kondisi melimpah yakni Jawa Timur. Diperkirakan, luas panen di wilayah provinsi tersebut pada Maret dan April 2024 mencapai 928.105 hektare dengan produksi periode Januari-April diperkirakan mencapai 5,219 juta ton gabah kering giling (GKG) atau jika dikonversi ke beras bisa mencapai 3,346 juta ton.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur Dydik Rudy Prasetya mengatakan bahwa puncak panen akan berlangsung pada bulan April mendatang dengan luasan 402.698 hektare. Dengan luasan tersebut, Jawa Timur memastikan pasokan beras di pasaran aman.
"Untuk itu, kami membuat mapping wilayah sentra produksi dan pemantauan jadwal pamen untuk mencukupi kebutuhan pasokan pangan secara merata di Jatim dan nasional," ujar Dydik.
Dydik mengatakan, sejumlah kabupaten yang tengah panen tahun ini di antaranya Jember seluas 67.960 hektare, Ngawi 47.916 hektare, Tuban 44.701 hektare, Pasuruan 50.064 hektare, Lamongan 57.646 hektare dan Bojonegoro seluas 73.657 hektare.
BACA JUGA:
Saat ini, kata Dydik, pihaknya tengah berupaya memperlancar arus distribusi dari sentra produksi ke pasar-pasar yang ada di Jatim untuk menjaga harga baik di tingkat petani maupun konsumen stabil. Dia berharap, dengan berbagai upaya ini ketersediaan beras tetap aman hingga pasca lebaran mendatang.
"Dalam hal ini kita bisa menggerakkan gapoktan dan perusahaan pengelola penggilingan padi untuk ikut serta dalam proses penyerapan hingga operasi pasar bersama pemerintah daerah," ucap Dydik.
Dydik mengaku sudah membuat perencanaan jangka panjang dalam mengurai distribusi dan menyiapkan pola tanam yang akan berlangsung pascapanen mendatang.
"Dalam jangka waktu pendek telah disusun perencanaan pola tanam dengan melakukan gerakan percepatan olah tanah dan percepatan tanam, dimana lokasi yang sudah panen Februari segera dilakukan percepatan tanam di awal Maret," katanya Dydik.