Bolsonaro Akhirnya Selamati Biden, Presiden Brasil Sekutu Kental Trump Itu Sisipkan Harapan
JAKARTA - Presiden sayap kanan Brasil, Jair Bolsonaro akhirnya memberi ucapan selamat atas dilantiknya Joe Biden menjadi Presiden Amerika Serikat (AS). Bolsonaro berharap Brasil dan AS akan mengejar perjanjian perdagangan bebas yang luas selama masa jabatan Biden.
Dilaporkan Reuters, Kamis, 21 Januari, pesan itu adalah sambutan paling ramah Bolsonaro untuk Biden, seorang anggota Partai Demokrat. Bolsonaro adalah sekutu dekat Donald Trump.
Bolsonaro bahkan selama berminggu-minggu menolak hasil Pemilu AS 3 November yang memenangkan Joe Biden. Sama seperti Trump, Bolsonaro mengulangi tuduhan penipuan yang tidak berdasar.
Ia secara terbuka menyampaikan alasan kenapa belum memberi selamat kepada Joe Biden yang memenangi electoral college saat itu. "Tetapi, memangnya sudah selesai? Apakah pemilu AS sudah selesai?" kata Bolsonaro, Kamis 12 November 2020.
Sepekan sebelum pelantikan, Bolsonaro ingin Biden tahu bahwa ia tidak akan berbalik arah sebagai tanggapan atas pergantian kepemimpinan AS. Namun pejabat Brasil lainnya berusaha ramah dengan Biden.
Menteri Luar Negeri Brasil Ernesto Araujo berharap Biden menyadari bahwa Brasil dan AS memiliki banyak kepentingan yang sama. Hal itu termasuk mempromosikan demokrasi dan keamanan di Amerika Latin dan tidak berada pada sisi yang berlawanan dalam hal lingkungan.
“Kami berharap pemerintahan baru AS memandang pemerintah kami apa adanya, untuk rakyat Brasil dan apa yang diperjuangkan,” kata Araujo dalam wawancara di kantornya di Brasilia, Kamis, 15 Januari. "Kedua belah pihak harus berusaha untuk saling pengertian."
Mengutip Bloomberg, hubungan timbal balik semacam itu sangat mudah dilakukan oleh Donald Trump. Tidak hanya karena persahabatan Bolsonaro dan Trump, tetapi karena Trump paham bahwa orang Brasil membuat pilihan dengan memilih mantan perwira militer sebagai presiden.
Sebagai imbalan atas keselarasan Brasil dengan posisi AS, Trump mencabut larangan impor daging sapi segar dari negara Amerika Latin, mendukung upayanya untuk bergabung dengan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi, dan menandatangani kesepakatan untuk kerja sama dalam eksplorasi pertahanan dan ruang angkasa.
Brasil, sebagai ekonomi terbesar di Amerika Latin, melakukan lebih banyak perdagangan dengan AS daripada negara lain mana pun kecuali China. Namun Bolsonaro secara terbuka berselisih dengan Biden sejak dia mengancam Brasil dalam debat kampanye dengan "konsekuensi ekonomi yang signifikan" jika tidak bertindak untuk melestarikan Amazon.
Orang-orang yang mengetahui rencana Biden mengatakan pada Desember bahwa dia akan memimpin front persatuan Barat untuk menekan Bolsonaro agar mengadopsi kebijakan lingkungan yang lebih ketat. Hal tersebut menyusul kemarahan internasional selama dua tahun atas penyebaran api yang menghancurkan hutan hujan.