PUPR Minister Target The Jagat Kerthi Bali Rampung 2025 Toll Road
JEMBRANA - Dalam kegiatan peletakan batu pertama pembangunan Tol Jagat Kerthi Bali di Kabupaten Jembrana, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menargetkan agar infrastruktur jalan ini rampung pada tahun 2025.
"Saya minta tol 96,21 kilometer ini segera selesai karena ini kebutuhan untuk masyarakat agar bisa selesai 2025," kata Basuki dalam sambutannya dilansir ANTARA, Sabtu, 10 September.
Menteri PUPR menilai apabila disesuaikan dengan rencana awal yaitu selesai di tahun 2028 maka terlalu lama dan akan berimbas pada pembangunan infrastruktur pendukung seperti kebun raya atau lapangan golf yang direncanakan.
Mendengar arahan tersebut, Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan langsung kepada kepala pelaksana Tol Jagat Kerthi Bali Tito Sulistyo agar bekerja ekstra demi menyelesaikan infrastruktur penghubung tiga kabupaten tersebut.
Tol Jagat Kerthi Bali sendiri merupakan jalan tol penghubung Gilimanuk-Mengwi yang akan menjadi akses utama bagi kendaraan umum, roda empat, roda dua, bahkan sepeda, dari Kabupaten Jembrana, Tabanan, hingga Badung.
Trase tol sepanjang 96,21 kilometer itu secara rinci akan melewati tiga kabupaten, 13 kecamatan dan 58 desa dengan estimasi biaya konstruksi sebesar Rp24 triliun. Koster menyebut berdasarkan desain trase, pembangunannya menghindari subak maupun tempat suci.
"Saya sudah memberikan arahan kepada semua pejabat agar tidak main-main di dalam proses pengerjaan ini terutama para pejabat di lingkungan Kabupaten Jembrana, Tabanan, dan Badung baik bupati, camat, kepala desa dan bendesa adat harus bekerja fokus, tulus dan lurus agar proses ini berlangsung lancar dan mendapat restu dari alam semesta," ujar gubernur.
SEE ALSO:
Di hadapan Menteri PUPR, Wayan Koster juga menyampaikan tujuan dari Tol Jagat Kerthi Bali adalah sebagai sarana yang memberi kesejahteraan dan kebahagiaan bagi seluruh masyarakat Bali yang diyakini mampu memberi dampak positif.
"Dampak positif peningkatan investasi pembangunan, peningkatan lapangan kerja, efisiensi jarak waktu tempuh logistik, akan mampu menjadi pemicu timbulnya destinasi baru serta pertumbuhan pusat-pusat ekonomi baru, dan menyeimbangkan pembangunan antar wilayah di Bali," kata Koster.