Bagikan:

JAKARTA - Program Kartu Prakerja menjadi salah satu program semi bansos dari pemerintah untuk membantu masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19 untuk meningkatkan skill-nya dan membantu kehidupannya. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto kali ini bertemu dan berbincang hangat dengan para penerima Kartu Prakerja di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).

Kartu Prakerja, menurut Menko Airlangga, sangat bermanfaat bagi masyarakat yang terdampak negatif dalam masa pandemi saat ini, misalnya mereka yang terkena PHK atau pelaku UMKM yang omzet-nya menurut akibat diadakannya PPKM. Selain mereka mendapatkan tambahan skill dari pelatihan, insentif Kartu Prakerja tentunya dapat digunakan sebagai tambahan modal.

Selama 2021 (batch 12-21), penerima Kartu Prakerja berjumlah 5.910.462 orang. Sejumlah 94 persen atau 5.561.504 orang telah menyelesaikan pelatihan, kemudian 91 persen atau 5.397.784 orang telah mendapatkan insentif.

Total insentif yang telah disalurkan tahun 2021 sampai batch 21 adalah Rp9,52 triliun. Total pendaftaran sejak awal Kartu Prakerja dibuka hingga 12 Oktober 2021 adalah sekitar 75 juta orang dan total penerima sekitar 11 juta orang, dari 34 Provinsi dan 514 Kab/Kota di seluruh Indonesia.

Provinsi NTB mencatatkan total pendaftar sebanyak 725.311 orang dengan total penerima sejumlah 233.230 orang. Kemudian, untuk Kabupaten Lombok Tengah tercatat sebanyak 201.796 pendaftar, dan yang diterima sejumlah 71.553 orang, dan di Kota Mataram jumlah pendaftar sebanyak 85.970 orang, dan yang diterima sejumlah 29.416 orang.

Provinsi NTB adalah Provinsi ke-17 dengan jumlah penerima Kartu Prakerja terbanyak se-Indonesia, dan provinsi dengan penerima terbanyak ke-2 di Kawasan Timur Indonesia. Sementara, Kabupaten Lombok Tengah adalah Kabupaten/Kota dengan jumlah penerima Kartu Prakerja terbanyak ke-1 di Provinsi NTB. Dan, Kota Mataram adalah Kabupaten/Kota ke-4 dengan jumlah penerima terbanyak Kartu Prakerja di Provinsi NTB.

"Saya meminta kepada Gubernur NTB untuk menyiapkan pendaftaran, sehingga mereka bisa masuk dalam white-list. Kita memang sedang memberikan kuota per tahun yang lebih banyak lagi untuk wilayah Timur Indonesia," tutur Menko Airlangga, dalam keterangan tertulisnya, Jumat 15 Oktober.

Dalam acara yang diadakan di Siwa Cliffs, Kabupaten Lombok Tengah tersebut, Menko Airlangga menanyakan seputar perkembangan mereka setelah menjadi alumni Kartu Prakerja. Bagaimana Kartu Prakerja dapat berperan dalam pengembangan diri mereka juga bisnis atau usaha yang dijalankannya.

Alumni yang hadir pada saat ini berjumlah 22 orang alumni, yang 8 orang di antaranya merupakan purna Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berhasil mendapatkan Kartu Prakerja.

Salah satunya adalah Anggi Sihanjaya. Pria berusia 31 tahun tersebut bergabung dengan Kartu Prakerja di Gelombang 8 setelah menerima informasi tentang program Kartu Prakerja dari rekannya. Sebelumnya, sejak 2015 Anggi bekerja sebagai kru pramusaji di kapal pesiar asing. Namun, ketika terjadi pandemi, Anggi dirumahkan dan kembali ke Indonesia.

Dalam program Kartu Prakerja, Anggi mengambil kelas bahasa Inggris untuk mengasah kemampuannya berbahasa. Selain itu, ia juga mengambil pelatihan social media marketing untuk lebih memahami tren pemasaran masa kini. Dana insentif digunakannya untuk keperluan keluarga.

Saat ini, Anggi bekerja sebagai tenaga marketing di sebuah perusahaan properti. Ilmu sosial media marketing yang dipelajarinya sangat berguna karena ia bisa memasarkan produknya melalui media sosial seperti Instagram dan Facebook. Ke depannya ia ingin memiliki usaha sendiri dalam bisnis properti yang menurutnya saat ini sedang berkembang di pulau Lombok.

"Saya mendengarkan pengalaman penerima Kartu Prakerja, dan mereka menerima fasilitas yang berguna untuk pribadi dan usahanya. Program Kartu Prakerja akan dilanjutkan tahun depan dengan anggaran Rp11 triliun," tutup Menko Airlangga.

Turut hadir dalam acara ini antara lain adalah Menteri Perindustrian, Gubernur NTB, Sekretaris Kemenko Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan, dan UMKM Kemenko Perekonomian, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana (PMO) Program Kartu Prakerja, dan Senior Vice President Hubungan Kelembagaan Bank BNI.