Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyebut bahwa indeks sektor manufaktur Indonesia atau Purchasing Managers Index (PMI) Indonesia telah berada pada level agresif alias ekspansif.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu mengatakan tingkat PMI manufaktur pada September 2021 diketahui naik menjadi 52,2.

“PMI manufaktur Indonesia dari data terakhir sebesar 52,2. Hasil ini menggembirakan karena belum banyak negara yang bisa meraih akibat tekanan yang disebabkan oleh varian delta,” ujarnya dalam sebuah webinar, Jumat, 1 Oktober.

Menurut Febrio, bukuan pada akhir September itu seolah menjadi penutup yang manis setelah pada dua bulan pertama kuartal III 2021 PMI manufaktur mengalami kontraksi dengan masing-masing Juli sebesar 40,1 dan Agustus sebesar 43,1.

“PMI manufaktur pada Juli dan Agustus mendapat tekanan. Akan tetapi pada September lalu levelnya sudah meningkat dan kembali berada di jalur ekspansif,” tuturnya.

Dalam catatan dia, capaian di September tidak lepas dari keputusan pemerintah yang melakukan pelonggaran mobilitas seiring dengan penurunan kasus harian COVID-19 yang sempat melonjak tajam akibat varian delta.

“Ini menunjukan tingkat konsumsi juga meningkat yang diharapkan bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi,” tutup dia.