Bagikan:

JAKARTA - PT Gotrans Logistic International, salah satu kelompok usaha Gobel International milik konglomerat yang juga wakil ketua DPR RI Rachmat Gobel, bakal membangun proyek Kerja Sama Pemerintah Badan Usaha (KPBU) Pelabuhan Anggrek di Gorontalo senilai Rp1,4 triliun.

Gotrans bakal menggarap proyek tersebut lewat konsorsium bernama PT Anggrek Gorontalo Internasional Terminal (AGIT) bersama dengan tiga perusahaan lainnya yakni PT Anugerah Jelajah Indonesia Logistic, PT Titian Labuan Anugrah serta PT Hutama Karya (Persero).

Direktur Utama PT Anggrek Gorontalo Internasional Terminal (AGIT) Hiramsyah Sambudhy Thaib memperkirakan investasi pembangunan Pelabuhan Anggrek menghabiskan dana senilai Rp1,4 triliun. Pendanaan untuk proyek tersebut dilakukan secara bertahap.

Hiramsyah menjelaskan, pembangunan tahap pertama akan dimulai pada 2022/2023 yang meliputi pembangunan dermaga, lapangan peti kemas (kontainer) dan fasilitas pendukung lainnya. Adapun, pengembangan tahap kedua direncanakan pada 2031/2032.

Menurutnya, masuknya perusahaan dalam membangun proyek KPBU ini menjadi tantangan tersendiri karena dengan KPBU, pengembalian dana investasi yang dikeluarkan tidak hanya tergantung pada efisiensi pengelolaan pelabuhan, tapi juga akan sangat ditentukan bagaimana meningkatkan perekonomian dan arus barang dari dan ke Gorontalo.

"Tantangan kami tidak sebatas mengelola pelabuhan saja, tapi bagaimana membuat pengembangan pelabuhan ini menjadi lokomotif, untuk memperkuat ekosistem perekonomian Gorontalo menjadi destinasi investasi yang menarik. Menjadi bagian ekosistem dan sinergi pembangunan Gorontalo," katanya, dalam keterangan tertulis, Selasa 28 September.

Sementara itu Rachmat Gobel menuturkan sarana dan prasarana yang akan dikembangkan tidak hanya sebatas peningkatan kapasitas Pelabuhan, tapi juga kualitas layanan. Dengan demikian, proyek ini nantinya tidak hanya sebatas pembangunan fisik, tapi juga nonfisik termasuk manajemen dan sumber daya manusia.

Selain itu, penguatan dan penambahan kapasitas dermaga untuk peti kemas yang dapat mengakomodir kapal bertambat sebesar 30.000 DWT (dead weight ton) dan general cargo untuk dapat mengakomodir kapal sebesar 10.000 DWT. Kemudian, juga terdapat pengembangan terminal bongkar muat barang, peningkatan layanan bongkar muat peti kemas, curah umum, curah cair dan peti kemas pendingin (reefer container).

Pada tahap selanjutnya atau tahap dua dilakukan pengembangan fasilitas layanan terminal barang seperti lapangan penumpukan peti kemas, curah kering, barang umum (general cargo) dan peti kemas kosong (empty container). Pelabuhan Anggrek juga akan dilengkapi dengan layanan konsolidasi & distribusi barang (CFS), peralatan bongkar muat Harbour Mobile Crane (HMC) serta lapangan parkir truk peti kemas dan Kargo.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengharapkan pelaksanaan pengembangan Pelabuhan Anggrek menjadi pelabuhan logistik dapat berjalan sesuai target. Dengan demikian, lanjutnya, tidak hanya dapat segera meningkatkan konektivitas logistik dan mendorong pertumbuhan ekonomi Gorontalo serta kawasan sekitarnya, tapi juga memberikan kontribusi dalam peningkatan perekonomian dan daya saing Indonesia, terutama untuk Kawasan Timur.