Bagikan:

JAKARTA - Upaya perbaikan infrastruktur yang dilakukan oleh pemerintah dalam sedekade terakhir, membawa dampak positif terhadap berbagai industri di tanah air. Demikian juga pada industri logistik.

Tercatat, berdasarkan data Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), arus pengiriman barang di Indonesia selama pandemi bertumbuh hingga 40 persen. Meski demikian, kata Arman Solich, Founder & CEO AGROS, bukan berarti industri logistik bebas dari tantangan.

Selain kebutuhan pendistribusian produk yang meningkat, menurutnya, permintaan armada berat untuk mengangkut raw material (bahan baku) yang dibutuhkan di berbagai industri juga ikut naik. Tidak heran, banyak pemain baru bermunculan di industri ini.

Namun, tren menggeliatnya industri logistik raw material ini belum dibarengi dengan upaya untuk menyelesaikan pekerjaan rumah yang ada di industri ini sejak sebelumnya. Mulai dari yang klasik seperti rumitnya pengelolaan armada, transparansi dan standarisasi biaya, hingga kebutuhan akan penyederhanaan sistem transaksi dan kemudahan pengawasan yang lahir di era digital seperti sekarang.

"Melihat potensi pertumbuhan industri logistik yang masih besar di masa mendatang dengan berbagai tantangannya, kami melahirkan AGROS untuk menjawab satu per satu tantangan yang ada. Kami menyediakan segala kebutuhan dari hulu ke hilir agar semua pihak dalam industri ini dapat menikmati benefitnya," jelas Arman dalam keterangan tertulisnya, dikutip Selasa 28 September.

Meski memang bukan yang pertama hadir dan berusaha menjadi jawaban setiap permasalahan di industri logistik muatan berat.

"Tapi kami berani menjamin, kami yang pertama menawarkan solusi terintegrasi untuk menjawab seluruh potensi masalah yang muncul dalam perjalanan setiap pihak yang berkaitan dengan industri ini," tambah Arman

Lebih lanjut, setelah berbagai pengamatan dan riset AGROS lakukan di industri ini, kata Arman, pihaknya sampai pada kesimpulan bahwa sebagian besar problem masih muncul karena para pelaku industri ini masih bertahan menggunakan sistem konvensional dan tidak terintegrasi.

Shipper kesulitan menemukan armada untuk mengangkut barang? Transporter yang bingung ke sana ke mari mencari muatan?

Kebutuhan akan tenaga pengemudi terpercaya dan berpengalaman? Sistem pencatatan tagihan tidak transparan? Administrasi surat jalan berantakan? Butuh solusi cepat atas masalah kerusakan kendaraan di jalan?

"Ini merupakan sebagian kecil problem yang telah kami hadirkan solusinya dengan memanfaatkan teknologi informasi. Selebihnya, kami berkomitmen untuk selalu meningkatkan layanan kami sesuai dengan kebutuhan dan permasalahan industri logistik muatan berat di lapangan," ujar Arman.

Sederhananya, AGROS adalah sistem layanan terpadu satu pintu (one-stop service) berbasis teknologi yang berfokus hadirkan solusi terintegrasi untuk optimalkan layanan jasa logistik muatan berat (raw material).

"Di AGROS, kami memandang setiap pihak yang terlibat dalam industri logistik ini sebagai kerabat yang seharusnya dapat saling memberikan manfaat satu sama lainnya," ujar Arman.

Dengan mengusung program kampanye #KerabatSalingBantu, AGROS berusaha menghubungkan setiap pihak, mulai dari shipper, transporter, hingga pengemudi dalam satu platform yang memudahkan masing-masingnya untuk mendapatkan manfaat yang nyata.

Terhitung sejak muncul di awal 2020, hingga saat ini, AGROS berhasil menyelesaikan sebanyak 102.306 transaksi logistik dengan total angkut mencapai 2.183.156 tonase. AGROS juga sukses mendapatkan kepercayaan dari 55 perusahaan shipper, 218 fleet armada dari 7 transporter, dan 252 kerabat pengemudi terpercaya.

"Kami memiliki visi dapat menjadi perusahaan teknologi logistik terkemuka di kancah internasional. Tapi kami juga memahami, bahwa untuk mencapai visi tersebut AGROS terlebih dulu wajib memenangkan pasar industri logistik Indonesia," beber Arman.

"Langkah awal yang sudah kami mulai dengan menarget kawasan Indonesia Timur. Ke depannya, kami berharap dapat bekerjasama dengan lebih banyak lagi kerabat logistik di sini," imbuhnya.