JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mengucurkan fasilitas kredit modal kerja sebesar Rp50 miliar kepada PT Sarinah (Persero). Komitmen tersebut ditujukan untuk peningkatan ekspor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) nasional yang digawangi PT Sarinah selaku pemasar produk.
Direktur Pelaksana I LPEI Dikdik Yustandi mengatakan gelontoran dana puluhan miliar ini terwujud berkat adanya kesamaan visi diantara kedua belah pihak.
“Kami melihat bahwa Sarinah mempunyai peluang untuk meningkatkan kapasitas UMKM berorientasi ekspor,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu, 22 September.
Menurut Dikdik, LPEI berkomitmen secara konsisten membantu para UMKM Indonesia agar dapat berbicara lebih banyak di kancah internasional.
“Untuk itu, LPEI setuju mendukung dan dan melakukan segala upaya guna membantu UMKM dalam perdagangan luar negeri,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Sarinah Fetty Kwartati mengaungkapkan jika pembiayaan modal kerja dari LPEI ini akan sangat membantu dalam menjalankan visi untuk mendukung UMKM dapat memasarkan produknya secara global.
“UMKM akan merasakan langsung manfaat dari fasilitas pembiayaan ini. Selain itu, kerja sama kedua belah pihak secara tidak langsung juga berkontribusi terhadap transformasi bisnis yang tengah kami lakukan,” katanya.
Sebagai informasi, LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan pimpinan Sri Mulyani mengemban amanah khusus dalam mendukung UMKM yang berorientasi ekspor.
BACA JUGA:
Rencananya, pemberian pembiayaan ini bakal digunakan PT Sarinah untuk mendukung UMKM yang telah dikurasi sehingga dapat memenuhi permintaan pembeli dari luar negeri.
Sebagai kurator, PT Sarinah menjalankan strategi kerja sama duty free dengan perusahaan global sehingga nantinya produk-produk lokal Indonesia dapat dijual di jaringan duty free international.
“Ini sejalan dengan visi transformasi Sarinah yaitu Menumbuhkembangkan Keunggulan UMKM Nasional agar dapat bersaing di pasar global sekaligus membangun gerakan Bangga Buatan Indonesia,” sambung Fetty.
Untuk diketahui, Sarinah adalah pusat perbelanjaan (mal) pertama di Indonesia yang dibangun atas instruksi Presiden Soekarno pada medio 60-an lalu. Status Sarinah sendiri merupakan badan usaha milik negara (BUMN) yang mayoritas sahamnya dikuasai pemerintah.