Bagikan:

JAKARTA - Indonesia memiliki sumber energi nuklir yang memadai. Karena sumbernya yang melimpah, nuklir berpotensi bakal menjadi sumber energi listrik di masa depan menggantikan batu bara. 

Sementara saat ini di Indonesia, penggunaan batu bara masih mendominasi dalam pengoperasian pembangkit listrik.

Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Ridwan Djamaluddin mengatakan dunia juga sedang gencar mengampanyekan pengurangan energi fosil. Karena itu, penggunaan energi nuklir untuk menggantikan batu bara memiliki potensi yang besar.

"Sehingga di masa depan ketika kita tidak akan lagi menggunakan energi berbasis fosil, maka nuklir adalah salah satu potensi yang cukup besar bagi Indonesia. Selain karena kita memiliki cukup banyak bahan bakunya, energi ini juga akan murah dan dampak ekonominya terhadap industri kita akan cukup baik," tutur Ridwan dalam webinar bertajuk 'Minerba Series bertajuk Mineral for Energy', Jumat, 10 September.

Meski begitu, Ridwan tidak menjelaskan detail kapan pastinya Indonesia akan memanfaatkan nuklir dan membuat Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) menggantikan pembangkit listrik berbasis fosil atau batu bara.

Ridwan mengatakan, ada tiga aspek yang bisa memanfaatkan energi nuklir ini ke depannya yakni sektor pertahanan, sektor kesehatan, hingga energi listrik. Menurut Ridwan, ketiga sektor tersebut menjadi sektor strategis dalam pengembangan pemanfaatan energi nuklir.

"Industri Pertahanan misalnya teknologi anti radar, senjata laser dan peluru, kemudian industri kesehatan pendeteksi kanker dan penyakit lainnya. Serta industri energi sebagai pembangkit dan penyimpan listrik," ujarnya.

Tak hanya itu, kata Ridwan, di sektor energi listrik selain menyimpan listrik, mineral ini juga bisa dimanfaatkan untuk pengembangan tenaga kendaraan bermotor listrik. Apalagi, kata dia, tren ke depan adalah green energy dan hal ini juga menjadi tujuan Indonesia kedepannya.

"Dapat dikatakan mineral ini akan jadi bahan baku industri masa depan," jelasnya.