JAKARTA - Sektor pariwisata erat kaitannya dengan transportasi. Di masa pandemi COVID-19 ini, transportasi yang aman menjadi keharusan. Karena itu, komunitas Intelligent Transport System (ITS) Indonesia mendorong penerapan smart mobility di daerah-daerah destinasi wisata, khususnya di 10 destinasi Bali Baru dan 5 destinasi prioritas.
Presiden ITS Indonesia William Sabandar mengatakan transportasi adalah backbone dari sektor tourism atau pariwisata. Bahkan, urusan transportasi sangat berkaitan erat dengan urusan pariwisata. Sehingga, di beberapa negara urusan transportasi dan pariwisata ditangani oleh satu sektor tertentu.
"Transportasi itu adalah elemen utama dalam mendukung keberhasilan tourism. Tanpa transportasi, tourism akan sangat sulit berkembang," katanya dalam webinar, Rabu, 30 Juni.
Lebih lanjut, William mengatakan setidaknya bisa dilihat di berbagai tempat di mana kesulitan accessibility dalam transportasi akan menghambat pariwisata di daerah tersebut. Sementara, transportasi yang mudah akan membuat pariwisata di suatu daerah berkembang.
"Di Bali yang sudah sangat berkembang itu didukung dengan transportasi yang sangat mumpuni. Tetapi di daerah-daerah yang lain, yang kaya juga dengan tourism kita bicara Indonesia dengan 17.000 pulau dari Aceh ke Papua, faktor-faktor kesiapan transportasi itu merupakan elemen yang sangat menentukan," ucapnya.
Di samping itu, William mengatakan pemerintah menargetkan kontribusi sektor pariwisata dalam beberapa tahun ke depan bisa mencapai 12 persen dari produk domestik bruto (PDB). Sementara saat ini masih ada di sekitar 4 atau 5 persen.
"Masih kecil. Tapi dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah saat ini, saya yakin ini akan bisa berkembang dan salah satu komponennya adalah memastikan bahwa transportasi itu memberikan kontribusi signifikan kepada perkembangan industri tourism di Indonesia," ujarnya.
Di masa pandemi smart mobility menjadi keharusan
William mengatakan muncul pertanyaan di tengah masyarakat, dalam era seperti ini dimana semua negara menghadapi pandemi COVID-19, transportasi seperti apa yang diperlukan. Menurutnya transportasi yang dibutuhkan adalah intelligent transportation.
BACA JUGA:
"Jadi bukan transport yang sembarang transportasi tetapi transportasi yang cerdas transportasi yang intelligent. Ini adalah area yang saat ini kita ingin dorong. Apa itu intelligent transport adalah suatu sistem transportasi yang tentu mendorong hadirnya smart mobility," tuturnya.
Lebih lanjut, William mengatakan smart mobility itu biasanya identik dengan transportasi yang efficient, simples, safety, dan impact full. Menurut dia, ini yang ingin ITS Indonesia dorong untuk menghasilkan sebuah pengembangan ekonomi khususnya sektor pariwisata yang maju di Tanah Air.
"Kami sangat mendukung ide yang sedang dikembangkan oleh pemerintah, Presiden, Bapak Menteri (Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno) untuk mendorong misalnya 10 New Bali (Bali Baru) dan akan ada 5 destinasi super prioritas dan ini yang akan kita dorong smart mobility, smart tourism," ucapnya.
Untuk mendukung itu, William mengatakan, dalam action plan ITS Indonesia 2020-2023 ada beberapa hal yang menjadi fokus. Pertama, bagaimana cara daerah-daerah tujuan wisata memiliki komponen-komponen seperti digital transformation for transport the development.
"Kemudian ada integrated transport system. Lalu, ada smart driving and logistics, dan yang paling penting adalah menjamin sebuah sistem transportasi yang mendorong safety and healthy mobility," jelasnya.