Bagikan:

JAKARTA - Pengusaha senior Chairul Tanjung berniat untuk melepas perusahaannya CT Corp ke lantai bursa untuk menjadi perusahaan publik melalui mekanisme initial public offering (IPO). Informasi itu terkuak saat Nikkei Asia memberitakan tentang hal ini.

Guna memuluskan aksi ini, Chairul Tanjung diketahui bakal menggandeng perusahaan perdagangan Jepang, Mitsui.

“IPO mendorong perusahaan lebih transparan dan juga tata kelola yang lebih baik karena  banyak pelembaga (yang mengawasi),” katanya kepada Nikkei Asia dikutip Senin, 21 Juni.

Disebutkan bahwa Matsui bakal menerima langganan obligasi konversi CT Corp senilai 100 miliar yen atau setara dengan 910 juta dolar AS pada periode April sebagai  bagian dari kesepakatan obligasi CT yang sudah berada dalam genggaman Matsui.

Untuk diketahui, sejumlah korporasi besar di Asia tercatat memiliki struktur kepemilikan yang kompleks. Hal ini berguna untuk memastikan sistem pengawasan perusahaan berlapis demi terciptanya situasi usaha yang kondusif. Bahkan, beberapa entitas telah menjalankan sistem ini sejak awal abad ke-20.

“Kami lahir berbeda dari generasi lain. Kami masih generasi pertama, mereka (pengusaha lain) sudah di generasi kedua atau ketiga,” tuturnya.

Sebagai informasi, Chairul Tanjung merupakan salah satu konglomerat nasional dengan perkiraan kekayaan mencapai 4,8 miliar dolar AS atau setara Rp69,6 triliun versi Forbes World's Billionaires List The Richest in 2021.

Di bawah bendera CT Corp, dia merangsek ke berbagai lini bisnis, seperti di bidang finansial lewat Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega, Mega Capital Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance.

Sementara di bidang properti dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung Propertindo, Para Bali Propertindo, Batam Indah Investindo, dan Mega Indah Propertindo. Di bidang penyiaran dan multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagaya Perdana, Trans Fashion, Trans Lifestyle, dan Trans Studio.

Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Lalu, di bidang investasi, pada awal 2010 Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp membeli sebagian besar saham Carrefour Indonesia, yakni sejumlah 40 persen.

Tidak bisa dipungkiri jika CT Corp merupakan salah satu konglomerasi tersukses di Tanah Air. Guna memimpin perusahaannya itu, Chairul Tanjung menunjuk anaknya yaitu Putri Tanjung sebagai CEO CT Corp.

Namun pada estafet kedua ini, dia tidak ingin kejayaan bisnis yang telah dibangun terhenti. Pasalnya, banyak kegiatan usaha turunan yang mulai redup begitu tongkat kepemimpinan jatuh di generasi ketiga.

“Putri lebih pintar dari saya, dia kreatif dan inovatif. Saya ingin memastikan CT Corp berkelanjutan hingga 100, 200, dan 1000 tahun,” kata Chairul Tanjung.

Salah satu lini bisnis yang menonjol dari CT Corp adalah kehadiran Transmart. Kesuksesan model usaha ritel ini tidak lepas dari terus berkembangnya kelas menengah di Indonesia.

Sebab, kehadiran tempat berbelanja sekaligus hiburan di satu tempat dinilai dapat mengakomodir keinginan kalangan milenial yang cenderung memiliki ketahanan ekonomi yang lebih baik disamping jumlahnya yang besar.

Strategi ini yang kemudian dipandang Chairul Tanjung cukup sinkron dengan kondisi di negara berkembang lain, seperti Bangladesh dan Pakistan.

“Jika  bisa masuk ke bisnis ritel dan hiburan di sana kita bisa memenangkan persaingan. Saya ingin perusahaan tidak hanya sukses di Indonesia tetapi juga secara global,” tutup taipan berjuluk Si Anak Singkong itu.