Bagikan:

JAKARTA - PT Hutama Marga Waskita atau Hamawas mengungkap, sejumlah kendala yang dihadapi dalam membangun Tol Kuala Tanjung–Tebing Tinggi–Parapat (Kutepat) Seksi 4 Sinaksak–Simpang Panei.

Direktur Teknik Hamawas Jimmy Leonard menilai, tantangan dan kesulitan itu di antaranya kondisi tanah pasir di lapangan.

"Sehingga, dilakukan penanganan tanah metode soil replacement dengan menggunakan material tanah pengganti telah lolos uji laboratorium, agar tercapainya kepadatan dan daya dukung tanah yang disyaratkan," ujar Jimmy seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat, 16 Mei.

Tantangan lainnya, yakni keberadaan tanah batu keras di beberapa titik memerlukan penggunaan alat berat seperti breaker untuk mendapatkan elevasi yang diinginkan.

Tujuannya, mendukung kelancaran penggalian agar percepatan konstruksi terus dilakukan.

Jimmy menyebut, pembangunan ruas jalan tol ini telah tembus 95 persen yang ditargetkan selesai pada September 2025.

Dengan demikian, diharapkan dapat digunakan masyarakat ketika momen Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

"Jalan tol ini akan dilengkapi dengan dua gerbang tol yang masing-masing terletak di Sinaksak dan Simpang Panei," ucap dia.

Adapun Gerbang Tol (GT) Simpang Panei dirancang untuk mempermudah akses ke Ibu Kota Kabupaten Simalungun serta memperpendek jarak menuju Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba.

Jika biasanya dari Medan menuju Raya memakan waktu 3 jam, kini dapat ditempuh menjadi 1 jam 30 menit saja.

"Diharapkan jalan tol ini dapat segera rampung, sehingga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," pungkas Jimmy.