JAKARTA - PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) mencatatkan raihan minor dari sisi penyaluran kredit dan pembiayaan pada sepanjang kuartal I 2021.
Berdasarkan paparan publik kinerja pada trimester pertama tahun ini, bank swasta terbesar di Indonesia itu membukukan kontraksi intermediasi menjadi Rp586,8 triliun. Torehan tersebut anjlok dari periode yang sama tahun sebelumnya dengan Rp612,2 triliun.
Presiden Direktur (Presdir) BCA Jahja Setiaatmadja mengatakan faktor pandemi masih menjadi penyebab utama tertahannya ekspansi kredit dan pembiayaan pada periode awal tahun ini.
“Aktivitas bisnis yang belum pulih sepenuhnya menyebabkan fasilitas tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal,” ujar dia, Kamis, 22 April.
Meski demikian, terdapat sejumlah sektor yang mencetak hasil positif. Sebagai contoh, kredit korporasi yang naik 0,9 persen year-on-year (y-o-y) menjadi Rp262,6 triliun.
Sementara untuk segmentasi kredit komersial dan UKM turun 6,4 persen y-o-y menjadi Rp178,9 triliun. Adapun, total kredit konsumer terkontraksi 10 persen menjadi Rp139,5 triliun.
Lalu pada portofolio konsumer, kredit pemilikan rumah (KPR) turun 3,4 persen y-o-y menjadi Rp89,4 triliun, serta kredit kendaraan bermotor (KKB) amblas 23,7 persen menjadi Rp36,0 triliun.
Selanjutnya pada saldo outstanding kartu kredit, disebut turun 10,2 persen YoY ke angka Rp11,1 triliun.
BACA JUGA:
Walaupun mengalami tekanan yang cukup hebat dari sisi intermediasi, namun lembaga jasa keuangan ini sukses mencetak prestasi tersendiri dalam gelaran BCA Online Expoversary yang diselenggarakan pada sepanjang Maret lalu.
“Bersamaan dengan stimulus pemerintah untuk memacu permintaan kredit konsumer, BCA Online Expoversary diselenggarakan bulan lalu memberikan penawaran khusus KPR dan KKB bagi segmen ritel dengan hasil yang cukup memuaskan,” tutur Jahja.
Diungkapkan bahwa perhelatan tahunan yang kini diselenggarakan secara virtual tersebut berhasil menyedot animo pengunjung sebanyak 1,2 juta orang. Diungkapkan bahwa pengajuan aplikasi KPR dan KKB masing-masing mencetak hasil fantastis dengan nilai masing-masing Rp15 triliun dan Rp5 triliun.
“Hal ini menjadi sinyal bahwa daya beli masyarakat masih ada di pasar,” tegas Jahja.
Secara keseluruhan, bank dengan kode emiten BBCA itu berhasil meraup laba bersih secara konsolidasi sebesar Rp7 triliun pada tiga bulan pertama 2021. Nilai itu tumbuh 7 persen dari periode yang sama 2020 dengan Rp6,58 triliun.
“Kinerja solid BCA dan entitas anak tidak lepas dari dukungan para nasabah, regulator, dan seluruh pihak terkait, yang senantiasa bergandengan tangan dengan kami dalam melewati masa-masa sulit ini," tutup Jahja.