JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) mencatatkan pertumbuhan positif dengan meraih laba bersih sebesar Rp625 miliar. Angka ini tumbuh 36,75 persen year-on-year (y-o-y) dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya dengan Rp457 miliar.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan kinerja moncer ini akan dibarengi dengan memperkuat pencadangan untuk mengantisipasi berbagai risiko yang berpotensi muncul akibat tekanan pandemi.
“Misi utama kami adalah menyediakan rumah bagi masyarakat Indonesia terutama masyarakat berpenghasilan rendah. Kedepannya, kami akan terus berinovasi sehingga semakin banyak masyarakat memiliki hunian sekaligus tetap mencatatkan pertumbuhan bisnis yang positif dan berkelanjutan,” ujarnya dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja yang disiarkan secara virtual, Kamis, 22 April.
Heru menambahkan, perolehan laba bersih ditopang peningkatan pendapatan bunga. Pendapatan bunga bank dengan kode saham BBTN ini tercatat naik 2,99 persen y-o-y menjadi Rp6,35 triliun.
Perseroan juga sukses menekan beban bunga sebesar 10,28 persen dari Rp3,99 triliun menjadi Rp3,58 triliun.
Dengan langkah tersebut, pendapatan bunga bersih BTN tercatat naik di level 27,32 persen y-o-y menjadi Rp2,77 triliun.
Lebih lanjut, perolehan pendapatan bunga BBTN disokong oleh penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar Rp261,34 triliun pada akhir trimester pertama tahun ini.
Penyaluran kredit dan pembiayaan tersebut tercatat naik 3,19 persen y-o-y dari Rp253,25 triliun per kuartal I/2020.
“Pertumbuhan kredit dan pembiayaan BTN berada di atas penyaluran kredit perbankan nasional yang masih dalam level minus,” tuturnya.
Kemudian, dari sisi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi masih tercatat menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan kredit perseroan.
KPR subsidi naik 9,04 persen y-o-y menjadi Rp122,96 triliun. Begitu juga dengan segmen KPR nonsubsidi juga mulai menunjukkan peningkatan tipis di level 0,2 persen menjadi Rp80,15 triliun pada akhir Maret 2021.
BACA JUGA:
Secara total, pertumbuhan kredit di segmen perumahan tumbuh sebesar 3,23 persen y-o-y menjadi Rp236,57 trilliun.
Kemudian, pada kredit di segmen nonperumahan tercatat tumbuh 2,87 persen menjadi Rp24,76 triliun. Pertumbuhan tersebut ditopang kenaikan di segmen kredit konsumer dan kredit korporasi yang tumbuh masing-masing sebesar 9,43 persen dan 7,44 persen.
Lalu, untuk sisi rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) diketahui berada pada level terjaga 1,94 persen.
Posisi tersebut terus menurun dari periode yang sama tahun sebelumnya dengan 2,38 persen. Adapun dari Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN), bank spesialis perumahan ini memupuk besaran 115,93 persen per Maret 2021 atau naik 1.027 bps.