Bagikan:

JAKARTA - PT Platinum Wahab Indonesia Tbk (TGUK) atau yang lebih dikenal dengan Teguk Indonesia membenarkan hanya memiliki empat karyawan tetap.

Sementara sisanya adalah karyawan kontrak hingga outsourcing.

Dalam keterbukaan informasi dikutip Selasa, 11 Februari, Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan TGUK mengenai hal tersebut.

Direktur Utama Teguk Indonesia Maulana Hakim mengatakan keempat karyawan tetap tersebut meliputi Supply Chain Manager, IT Manager, F&B Manager, dan Ass Manager Bussines Development.

"Selebihnya adalah karyawan kontrak," katanya dalam keterbukaan informasi dikutip Selasa, 11 Februari

Meski demikian, Maulana tidak menyebutkan secara rinci berapa jumlah karyawan kontrak hingga saat ini.

Namun untuk jumlah tenaga outsourcing mencapai 483 orang.

Maulana menjelaskan, pembuatan laporan keuangan perseroan selama ini dilakukan oleh Finance Manager dan sebelum di-submit ke BEI dicek dan diverifikasi oleh Komite Audit, Direktur Keuangan, dan Direktur Utama.

Ke depannya, Maulana menyampaikan perseroan berkomitmen untuk menambah jumlah karyawan.

"Untuk ke depannya perseroan akan menambah jumlah karyawan sesuai dengan pertumbuhan perseroan," jelasnya.

Selain jumlah karyawan yang sangat sedikit, Perseroan membukukan utang usaha sebesar Rp15 miliar per 30 September 2024 atau mengalami peningkatan signifikan yaitu 211 persen atau Rp10,2 miliar dibandingkan periode sebelumnya.

Maulana menyampaikan adanya tagihan platform online yang sangat besar, hal ini terjadi karena perseroan bekerja sama dengan salah satu platform online untuk meningkatkan sales perseroan tetapi hasil yang didapatkan tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan.

"Saat ini perseroan sedang melakukan restrukturisasi hutang kepada semua vendor, dan perseroan menargetkan masalah utang usaha akan selesai di tahun 2025," jelasnya.

Maulana menyampaikan kendala yang dihadapi dalam pembayaran utang usaha yaitu pertumbuhan penjualan yang negative di banyak gerai memengaruhi cash flow

perusahaan dan berkurang jumlah gerai yang memengaruhi kas flow perusahaan.

Selain itu, TGUK juga mengalami kerugian sebesar Rp20,1 miliar per September 2024. Padahal, saat IPO, perusahaan mendapatkan dana segar senilai Rp117 miliar dan laba Rp5,79 miliar.

Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp69 miliar pada per 30 September 2024 atau mengalami penurunan signifikan yaitu Rp30 miliar atau 30 persen dibandingkan periode sebelumnya.

Sementara itu, Perseroan membukukan beban usaha sebesar Rp49 miliar untuk 30 September 2024 atau mengalami peningkatan sebesar Rp3,2 miliar atau 7 persen dibandingkan periode sebelumnya.