Bagikan:

JAKARTA - Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 16 Januari 2025 diperkirakan akan bergerak menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Untuk diketahui, mengutip Bloomberg, pada hari Rabu, 15 Januari 2025, kurs rupiah spot di tutup melemah 0,34 persen ke level Rp16.325 per dolar AS.

Sementara itu, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup turun 0,28 persen ke level harga Rp16.311 per dolar AS.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan para pedagang dengan hati-hati menunggu laporan indeks harga konsumen dan juga telah mencermati data ekonomi dengan saksama untuk melihat apakah data tersebut mendukung sikap hati-hati Fed terhadap suku bunga.

"Pasar sekarang mengantisipasi hanya satu penurunan suku bunga tahun ini, penyesuaian tajam dari ekspektasi sebelumnya yaitu empat kali penurunan sebelum pertemuan Fed pada bulan Desember, menurut Fedwatch," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Kamis, 16 Januari.

Sementara dari dalam negeri, ada risiko global yang meningkat terutama dari kemungkinan terjadinya trade war 2.0 dan high-for-longer rate suku bunga The Fed, akan menyebabkan naiknya risk-off sentiment.

Melebarkan current account deficit atau defisit transaksi berjalan, dan memicu capital outflow, yang berujung pada pelemahan nilai tukar rupiah. Hal ini akan memicu terjadinya imported inflation.

Karena itu, Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan 25 bps menjadi 5,75 persen, suku bunga Deposit Facility menjadi 5,00 persen dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,50 persen.

Keputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5 persen plus minus 1 persen pada 2025, serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Ke depan, BI akan terus memperhatikan pergerakan nilai tukar rupiah dan prospek inflasi, serta dinamika kondisi yang berkembang, dalam mencermati ruang penurunan suku bunga moneter lebih lanjut.

Selain itu, Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia surplus 2,24 miliar dolar AS pada Desember 2024.

Surplus pada Desember sejalan dengan proyeksi ekspor pada Desember masih akan tumbuh sebesar 7,6 persen year on year (yoy) sementara impor tumbuh lebih tinggi mencapai 10,4 persen.

Realisasi tersebut melanjutkan tren surplus neraca dagang Indonesia dalam 56 bulan terakhir.

Tren surplus tersebut sudah bertahanan sejak Mei 2020. Kendati demikian, realisasi tersebut turun 2,1 miliar dolar AS dibandingkan bulan lalu.

Ibrahim memperkirakan, rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup menguat pada perdagangan Kamis, 16 Januari 2025 dalam rentang harga Rp16.290 - Rp16.340 per dolar AS.