Bagikan:

JAKARTA - Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) Tunov Mondro Atmojo mengungkapkan, harga cabai belakangan ini melonjak di pasaran karena produktivitas menurun.

Penurunan terjadi akibat curah hujan yang cukup tinggi mengakibatkan banjir.

“Penyebab kenaikan harga ini, yang pasti satu, karena banjir atau kalau bahasa kami tergenang air tanaman kami. Kalau pohon cabai tergenang air dalam kurun waktu satu bulan, itu tidak akan pernah ada yang kuat. Itu faktor pertama, cuaca,”

ujar Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia (ACCI) Tunov Mondro Atmojo dalam rapat koordinasi SPHP cabai dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas), dikutip Jumat, 10 Januari.

Tunoy mencontohan, kondisi yang terjadi di Jawa Tengah di mana banyak petani yang gagal panen akibat hujan.

“Kalau di wilayah Jawa Tengah itu bisa sampai 70 persen kegagalan karena hujan, genangan air. Kecuali di wilayah pesisir seperti Kulon Progo, Kulon Kebumen, itu masih bisa terkondisikan karena memang lahannya pasir,” ucapnya.

Selain itu, kata Tunov, hujan dan angin yang kencang menyebabkan bunga cabai rontok. Kondisi ini, mengakibatkan produktivitas menjadi turun.

“Itu kebanyakan produktivitas turun karena rontok bunga. Hujan, angin, itu bunga banyak yang rontok, akhirnya probabilitas per pohon itu berkurang drastis, bisa sampai di 50 persen,” jelasnya.

Sebelumnya diberitakan, Harga cabai rawit merah terus mengalami kenaikan di pasaran.

Di Jakarta, khususnya di pasar Jatinegara dan Kramatjati sudah mencapai Rp130.000 per kilogram (kg).

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), I Gusti Ketut Astawa mengakui memang terjadi kenaikan harga pada komoditas cabai rawit merah saat ini.

“Iya harga cabai rawit merah, betul (mengalami kenaikan,” ujar Ketut kepada VOI, di Jakarta, Rabu, 8 Januari.

Kenaikan harga ini, sambung Ketut, terjadi karena petani mengalami gagal panen akibat cuaca ekstrem. Karena kondisi ini, pasokan cabai rawit merah pun berkurang.

“Di bulan Desember curah hujan kan tinggi, sehingga produksi kita menjadi terganggu. Beberapa daerah banjir dan lain sebagainya. Sehingga pasokannya turun, otomatis harga akan naik,” katanya.