JAKARTA - Pemerintah Indonesia melibatkan maskapai Lion Air untuk ikut melayani penerbangan haji 2025. Lion Air sendiri baru kali pertama terlibat dalam penerbangan haji di Indonesia, karena sejak 2009 lalu hanya melayani umrah.
Direktur Operasional Lion Air Group, Daniel Putut Kuncoro Adi mengatakan pihaknya menyiapkan sebanyak 10 pesawat untuk penerbangan haji, dan tiga pesawat cadangan.
“Untuk kesiapan pesawat untuk masing-masing embarkasi dan debarkasi dengan rincian rencana operasional, kami siap 100 persen dengan total pesawat yang kami siapkan adalah 10 pesawat, dan sejumlah kru,” katanya dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VIII DPR RI, dikutip Jumat, 3 Januari.
Daniel juga bilang seluruh pesawat yang dipersiapkan untuk angkutan penerbangan haji 2025 ini usianya tidak lebih dari 10 tahun.
Selain itu, sambung dia, seluruh pesawat yang akan digunakan untuk penerbangan haji juga sedang dilakukan perawatan di fasilitas perawatan pesawat atau Maintenance, Repair, Overhaul (MRO) milik Lion Air Group di Batam, Kepulauan Riau.
“Paling tua usia pesawatnya tahun 2014, jadi baru 10 tahun. Yang lainnya bahkan ada yang masih usianya 2 tahun. Dan kami ini semua tidak menyewa, kami memiliki pesawat sendiri. Pun kami menyiapkan 3 pesawat untuk backup,” ujar Daniel.
BACA JUGA:
Meskipun baru terlibat dalam angkutan penerbangan haji Indonesia, Daniel mengatakan Lion Air sebenarnya sudah punya pengalaman selama 13 tahun dalam melayani penerbangan haji.
Dia bilang Lion Air telah menyewakan pesawat-pesawatnya ke maskapai penerbangan Arab Saudi, yakni Flynas untuk melayani penerbangan haji dari negara-negara di Afrika, Eropa, Asia Tengah, dan Asia lainnya.
“Sejak kami memiliki pesawat wide-body, tipe pesawatnya Boeing 747-400 dengan dua pesawat, dan 2009 kami melayani jemaah umrah Indonesia. Dan setelah 2 tahun berjalan, di tahun 2011, kami mendapat kepercayaan dari salah satu maskapai di Saudi, yaitu Flynas untuk disewa pesawat-pesawat kami untuk membantu penerbangan haji,” ujarnya.