JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan rencana penutupan Stasiun Karet.
Stasiun tersebut tidak lagi melayani naik-turun penumpang KRL Commuter Line.
Rencana ini, sambung Erick, bagian dari perbaikan ekosistem perkeretaapian.
Dia bilang, langkah ini juga untuk optimalisasi kinerja.
“Ini yang tadi dibilangkan bagaimana membangun ekosistem seperti tadi. Mungkin di (Stasiun) Karet, ditutup,” kata Erick kepada wartawan, dikutip Kamis, 2 Januari.
Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha dan Kelembagaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) Rudi As Aturridha mengatakan, jika penutupan Stasiun Karet teralisasi, maka penumpang KRL akan dilayani naik dan turun dari Stasiun BNI City.
Lebih lanjut, Rudi juga mengatakan, PT KAI akan membangun selasar yang bisa diakses pejalan kaki dari Stasiun BNI City menuju Stasiun Karet.
“Jadi kalau orang yang mau ke Karet, dia tinggal jalan saja. Kita sudah buat selasarnya sampai ke BNI City,” tutur Rudi.
Rudi menjelaskan rencana penutupan Stasiun Karet itu berangkat kondisi jarak stasiun dengan Stasiun BNI City yang sangat dekat, sehingga tak lagi efisien. Dimana jarak antara kedua stasiun tersebut kurang lebih hanya 2,9 kilometer (km).
“Karet sebetulnya kita sudah berdekatan, jadi sudah enggak efektif. Untuk KRL, semuanya naik turunnya di sini,” katanya.
BACA JUGA:
Direktur Utama KAI Commuter (KCI), Asdo Artriviyanto menjelaskan, rencana penutupan Stasiun Karet masih dibahas dengan kementerian terkait, yakni Kementerian Perhubungan (Kemenhub).
Menurut Asdo, keputusan resmi Stasiun Karet ditutup jika sudah ditetapkan dalam Grafik perjalanan kereta api (Gapeka) 2025.
“Waktunya baru kita menunggu penyesuaian Gapeka,” kata Asdo.