JAKARTA - Tahun 2025 diperkirakan akan menjadi tahun penuh tantangan ekonomi bagi masyarakat Indonesia. Dengan ancaman inflasi yang terus berlanjut, kenaikan biaya hidup, serta ketidakpastian pendapatan dan lapangan kerja, perencanaan keuangan pribadi yang matang menjadi hal yang semakin penting. Menyikapi situasi ini, Grant Thornton Indonesia berbagi panduan strategi untuk membantu individu mempersiapkan diri menghadapi ketidakpastian tersebut.
Di tengah perubahan ekonomi global yang dinamis, Indonesia tidak terlepas dari dampaknya. Pada tahun 2025, masyarakat diprediksi akan menghadapi berbagai tantangan ekonomi yang signifikan. Risiko inflasi dan kenaikan biaya hidup menjadi perhatian utama, dengan harga kebutuhan pokok, layanan kesehatan, dan pendidikan yang diperkirakan terus meningkat, sehingga daya beli masyarakat semakin tertekan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi Indonesia mencapai 1,8 persen year on year (y-o-y) pada September 2024, yang meskipun terkendali, masih berisiko meningkat akibat ketidakpastian global dan lonjakan harga energi.
Selain itu, fluktuasi tingkat suku bunga yang tidak stabil dapat memengaruhi biaya pinjaman, seperti cicilan rumah, kendaraan, hingga kredit usaha, yang berpotensi menambah tekanan finansial. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan suku bunga acuan tetap tinggi di kisaran 5,7-6 persen pada 2025 untuk menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Ketidakpastian pendapatan dan stabilitas kerja juga menjadi isu penting, terutama dengan perkembangan teknologi dan otomatisasi yang dapat mengubah sejumlah sektor pekerjaan secara signifikan. Lembaga survey McKinsey pun memperkirakan sekitar 23 juta pekerjaan akan terdampak otomatisasi dalam 10 tahun ke depan, dengan dampak yang lebih terasa pada sektor manufaktur dan jasa.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan sebesar 9-11 persen pada akhir 2024, seiring dengan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat untuk mengakses pinjaman sebagai solusi ekonomi jangka pendek. Faktor tekanan ekonomi global, seperti ketidakpastian geopolitik dan perubahan kebijakan moneter, turut memengaruhi dinamika ini.
Di sisi lain, kebutuhan pengelolaan utang yang bijak menjadi semakin mendesak. Ketergantungan yang berlebihan pada pinjaman, jika tidak disertai manajemen yang tepat, dapat meningkatkan risiko beban keuangan di masa depan, mengancam stabilitas ekonomi keluarga di tengah situasi yang tidak pasti.
Strategi Keuangan Pribadi dari Grant Thornton Indonesia
Untuk membantu masyarakat Indonesia memasuki tahun 2025, Grant Thornton Indonesia pun menawarkan beberapa langkah strategis yang dapat diterapkan individu dalam mengelola keuangan pribadi:
1. Mengelola Arus Kas Secara Efektif
Penting untuk memprioritaskan pengeluaran, mengurangi pemborosan, dan menyisihkan dana darurat yang mencukupi kebutuhan minimal selama 3 hingga 6 bulan.
2. Diversifikasi Investasi
Hindari menempatkan semua dana di satu jenis investasi. Kombinasikan aset berisiko rendah seperti deposito dengan investasi berisiko lebih tinggi namun berpotensi hasil besar seperti saham atau reksadana.
3. Melindungi Aset dengan Asuransi
Pastikan aset-aset penting seperti kesehatan, properti, dan kendaraan terlindungi oleh asuransi. Ini dapat membantu mengurangi beban keuangan akibat kejadian yang tidak terduga.
4. Memperkuat Literasi Keuangan
Memahami produk keuangan dan risiko yang terkait dapat membantu mengambil keputusan yang lebih bijak dalam mengelola keuangan pribadi.
5. Memiliki Rencana Keuangan Jangka Panjang
Fokus pada tujuan jangka panjang, seperti dana pendidikan, pembelian rumah, atau pensiun, dapat membantu menjaga disiplin keuangan meskipun ada gangguan ekonomi.
BACA JUGA:
"Di tengah ketidakpastian ekonomi, penting bagi masyarakat untuk mengambil langkah-langkah proaktif dalam mengelola keuangan mereka. Perencanaan keuangan yang matang dan fleksibilitas dalam menghadapi perubahan adalah kunci untuk tetap stabil dan tangguh. Keuangan yang sehat bukan hanya soal menabung, tetapi juga bagaimana mengelola risiko, merencanakan masa depan, dan membuat keputusan investasi yang bijaksana," ujar CEO Grant Thornton Indonesia, Johanna Gani, Senin 16 Desember.
Lebih lanjut, Grant Thornton Indonesia menegaskan komitmennya untuk mendampingi masyarakat dalam menghadapi tantangan ekonomi.
"Kami percaya bahwa dengan edukasi finansial yang baik, masyarakat dapat membuat keputusan keuangan yang lebih bijaksana dan mempersiapkan masa depan yang lebih cerah," tambahnya.